Warga Singapura Ramai-Ramai Jalani Operasi Plastik, Banyak yang Gagal Sampai Buta

14 hours ago 4
Jakarta -

Tren operasi plastik marak di Singapura, terutama di kalangan anak muda yang ingin mempercantik penampilan. Dokter bedah plastik di Singapura melaporkan lonjakan permintaan sebesar 30 persen untuk pekerjaan kosmetik dibandingkan tahun lalu pada pasien yang lebih muda.

Mereka mengatakan di masa lalu, pasien biasanya berusia di atas 40 tahun karena mereka mencari cara untuk mengurangi fitur penuaan dan tampak lebih muda.

Namun saat ini, dokter lebih banyak menangani pasien berusia di bawah 30 tahun pada konsultasi. Adapun prosedur yang lebih umum di Singapura meliputi operasi kelopak mata atas dan bawah, pembentukan ulang hidung, dan kontur tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka percaya (prosedur semacam itu) akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka," kata Dr Rachel Ho, direktur medis LA Clinic, seraya menambahkan bahwa media sosial memainkan peran besar, dikutip dari CNA.

"Kami melihat banyak orang mengagungkan pekerjaan kosmetik atau secara terbuka membagikan perawatan kosmetik mereka," ujarnya.

Akan tetapi, tren ini juga diiringi dengan meningkatnya kasus kegagalan operasi hingga menimbulkan cacat permanen. Salah satu contohnya dialami oleh Georgina Poh (31) yang menginginkan senyum baru pada lima tahun yang lalu.

Dia mencari klinik estetika yang dianggap 'aman', juga terkenal di kalangan tokoh media sosial. Ternyata pemulihan setelah mengangkat sudut bibirnya lebih sulit dari yang ia duga.

"Saya tidak bisa membuka mulut selama berminggu-minggu. Ada memar di mana-mana, dan wajah saya bengkak luar biasa," kata wanita berusia 31 tahun itu.

Bekas lukanya masih terlihat hingga kini. Namun, karena sudah menandatangani surat pernyataan sebelum prosedur, ia tidak dapat menempuh jalur hukum dengan bantuan pengacara.

Seiring semakin banyak anak muda menjalani operasi demi memperbaiki kondisi fisik, jumlah kasus kegagalan operasi juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menurut keterangan para pengacara dan dokter.

Namun, seperti kasus Poh, sebagian besar tidak pernah dilaporkan, dan hanya sedikit yang sampai ke pengadilan. Faktanya, mayoritas kasus yang melibatkan pengacara diselesaikan secara privat di klinik.

Hal ini terjadi karena membuktikan seorang dokter gagal menjalankan tugas sesuai standar bukanlah perkara mudah, ujar praktisi hukum yang menangani perselisihan terkait layanan medis.

Tn. R. Shankar, Direktur Pelaksana Advox Law, mengatakan diperlukan keterlibatan seorang ahli, biasanya dari luar negeri, untuk meninjau catatan medis dan menentukan apakah seorang dokter telah lalai, sebelum klien dapat membangun kasus hukum.

"Saya melihat masyarakat umum semakin sadar bahwa mereka punya hak untuk dilindungi ... dan semakin banyak yang beralih ke nasihat hukum," ujarnya.

Tidak semua prosedur medis berjalan mulus. Sebagian bahkan dapat menimbulkan konsekuensi serius, seperti kebutaan. Karena itu, penting melakukan uji tuntas dengan memastikan perawatan dilakukan oleh praktisi resmi yang terdaftar.

Ia menambahkan, pihak berwenang kini telah menerapkan langkah-langkah pengamanan tambahan, seperti menetapkan pedoman serta mewajibkan izin khusus untuk prosedur yang lebih invasif.


Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Singapura telah menyelidiki sekitar 90 kasus yang melibatkan individu tidak berwenang melakukan tindakan medis, praktik kedokteran gigi, atau keduanya sepanjang periode 2022-2024, meningkat 50 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Prosedur ilegal tersebut dilakukan di berbagai lokasi nonmedis, seperti rumah tinggal, toko, kamar hotel, dan tempat serupa lainnya.

Beberapa ahli bedah plastik melaporkan satu dari 10 kasus kegagalan berasal dari praktisi asing atau tenaga yang tidak terdaftar.

Namun, bahkan bagi konsultan berpengalaman, ada tekanan untuk terus mengikuti perkembangan pesat di bidang ini dan mengadopsi prosedur maupun teknologi baru, terutama karena banyak klien merujuk pada tren yang mereka lihat di media sosial.

"Banyak perawatan baru yang terus bermunculan. Bidang ini sangat kompetitif," ujar konsultan dermatologis Dr. Evelyn Tay, pendiri Lumine Dermatology & Laser Clinic.

"Terkadang, ada baiknya untuk sedikit mundur dan membiarkan perawatan diluncurkan di pasaran terlebih dahulu. Lihat seperti apa umpan balik umumnya, dapatkan lebih banyak pengalaman dan rasa produk sebelum meluncurkannya di klinik Anda sendiri."

(suc/suc)


Read Entire Article