Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan telah menggandeng tiga pihak yang bersedia mengolah sampah organik sisa makanan hasil pemilahan masyarakat.
"Ada tiga di wilayah: selatan ada, tengah ada, utara ada, yang menjadi offtaker," kata Hasto di Kelurahan Semaki, Kota Yogyakarta, Kamis (18/9).
Mereka akan mengolah sisa makanan jadi pakan ternak, maggot, dan kompos. Dengan program ini diharapkan bisa perlahan mengurai persoalan sampah.
Volume sampah di Kota Yogyakarta per hari mencapai 300 ton.
"Saya berharap dari 300 ton (sampah) kalau bisa 100 ton (tereduksi dari program ini) itu sudah bersyukur banget," bebernya.
Hari ini, Hasto mengaku telah mengumpulkan anggota Satpol PP dan membagikan ember ke masyarakat.
"Satpol PP saya apelkan kemudian bagi ember kepada warga masyarakat, kepada penggerobak. Saya harapkan Senin selesai bagi ember. Hari ini ngebut untuk bagi ember. Ada sekitar 5.000 ember yang kita bagi," jelasnya.
Senin pekan depan Hasto juga akan meluncurkan layanan jemput sampah ke rumah-rumah.
"Bukan sampah yang rutin tapi sampah khusus. Siapa yang buang kasur, siapa yang buang tempat tidur, kursi, kulkas, yang repot jangan buang ke sungai. Telepon saja," bebernya.
Hasto mengatakan sedang berusaha keras supaya sisa makanan dari dapur tidak dibawa ke depo.
Sampah sisa makanan di Kota Yogyakarta dalam sehari hampir 100 ton sendiri. Itu terdiri dari rumah tangga hingga restoran. Sampah ini akan dipilah.
"Sampah ini akan dipilah dengan cara membagi ember ke warga. Kemudian ember itu maksudnya supaya (sisa) makanan di dapur masuk ember situ saja jangan disatukan dengan sampah lain," kata Hasto di Kepatihan Pemda DIY beberapa waktu lalu.
Sampah sisa makanan lalu akan diambil petugas ke rumah-rumah. Hasto akan mengerahkan Satpol PP hingga linmas untuk membantu program ini.
"Bergerak jemput sampah ke rumah khusus yang organik basah," bebernya.
Saat ini ada 1.200 penggerobak sampah. Satu penggerobak telah dibekali dua ember dengan kapasitas masing-masingnya 25 kilogram. Dia juga akan menambah 600 gerobak lagi.
Sisa makanan itu dapat diolah menjadi pakan ternak hingga budidaya maggot.
"Sisa makanan itu ada yang bisa dimanfaatkan untuk ternak, budidaya maggot. Ini kondisi cukup darurat," bebernya.