Emiten Jaringan Mayapada Garap RS Baru di Jakarta dan Batam

4 hours ago 1
Mayapada Hospital. Foto: Shutterstock

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola jaringan Rumah Sakit Mayapada, melakukan strategi ekspansi bisnis lewat pembangunan rumah sakit baru dan pengembangan sejumlah layanan.

Sekretaris Perusahaan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ), Arie Farisandi, mengatakan perseroan tetap optimistis menatap prospek industri rumah sakit. Ia menilai, sektor kesehatan masih menyimpan ruang pertumbuhan yang besar seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Menurut Arie, laju pertumbuhan jumlah tempat tidur atau ranjang rumah sakit tidak sebanding dengan peningkatan populasi. Kondisi ini membuka peluang besar bagi operator rumah sakit untuk memperluas pasar.

"Sehingga kami yakin bahwa kami dapat membidik market size hospital market di Indonesia yang diproyeksikan akan tumbuh di tahun 2028 menjadi USD 25,8 billion,” jelas Arie dalam Public Expose secara daring, Kamis (18/9).

Saat ini, SRAJ tengah merampungkan dua proyek yakni pembangunan Mayapada Hospital Jakarta Timur dan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Rumah sakit di Batam digadang-gadang bakal menjadi fasilitas kesehatan internasional pertama milik swasta sekaligus yang terbesar di kawasan tersebut.

“Pembangunan Mayapada Apollo Batam International Hospital di Batam yang sebagaimana telah disampaikan akan menjadi rumah sakit internasional pertama yang dimiliki oleh swasta dan rumah sakit yang terbesar yang berada di dalam satu kawasan,” jelasnya.

Selain membangun rumah sakit baru, SRAJ juga memperluas fasilitas di rumah sakit yang sudah beroperasi. Meliputi pembangunan Network 3 di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan perluasan Mayapada Hospital Surabaya. Perusahaan juga fokus pada pengembangan klinik spesialistik, seperti mata dan gigi, serta memperdalam kolaborasi dengan Apollo Hospital Group.

“Sehingga dapat mendukung tercapainya pendapatan di atas pendapatan tahun lalu sebesar Rp 3,1 triliun dan pertumbuhan yang positif,” kata Arie.

Chief Financial Officer SRAJ, Mark Lee Kristomo, menjelaskan pendapatan perseroan terbaru per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp 800,43 miliar, naik dari Rp 746,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Secara laba bruto naik sebesar hampir 1 persen atau Rp 2 miliar yaitu menjadi Rp 228,3 miliar,” ujarnya.

Namun demikian, beban pokok pendapatan atau COGS juga meningkat menjadi Rp 572,12 miliar dari Rp 519,82 miliar, dengan beban usaha Rp 200,14 miliar dan beban lain-lain Rp 56,53 miliar.

Dengan demikian, SRAJ mencatat rugi komprehensif Rp 28,52 miliar, berbalik dari laba Rp 4,80 miliar pada periode yang sama 2024. EBITDA kuartal I 2025 tercatat Rp 119,4 miliar atau setara 15 persen EBITDA margin, lebih rendah dibandingkan Rp 124,4 miliar atau 17 persen pada kuartal I 2024.

Dari sisi neraca, total aset per 31 Maret 2025 mencapai Rp 7,66 triliun, naik dari Rp 5,68 triliun pada akhir 2024. Total liabilitas meningkat menjadi Rp 6,15 triliun dari Rp 3,85 triliun, sedangkan total ekuitas turun menjadi Rp 1,51 triliun dari Rp 1,83 triliun.

Read Entire Article