Universitas Indonesia (UI) membantah tudingan pihaknya melakukan blacklist terhadap sekolah-sekolah tertentu yang siswanya tidak mengambil jatah via jalur Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB). Maksudnya, siswa tersebut sudah diterima di UI, namun melepasnya karena juga diterima di kampus luar negeri.
“Aturan tertulisnya sepertinya nggak ada, sepengetahuan saya nggak, kembali ke persoalan, bukan karena blacklist-blacklist-an,” kata Plh Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Emir Chairullah, saat dikonfirmasi, Kamis (19/6).
Menurut Emir, proses seleksi jalur PPKB UI mempertimbangkan berbagai indikator objektif, termasuk prestasi akademik dan non-akademik siswa.
“Kan ada indikator, juara ini, juara itu, mungkin olimpiade kah di level tertentu, nasional, internasional,” tambahnya.
Sebelumnya, mencuat kabar bahwa sejumlah sekolah unggulan di Jakarta gagal meloloskan siswanya melalui jalur PPKB UI tahun ini.
Hal itu kemudian dikaitkan dengan isu blacklist karena adanya siswa yang memilih untuk melanjutkan studi ke luar negeri alih-alih mengambil tempat di UI tahun lalu.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 28 Jakarta, Taufik Liestyono, menyebut bahwa tidak pernah ada informasi resmi ataupun indikasi bahwa sekolahnya di-blacklist oleh UI.
Ia memastikan, selama ini siswa SMAN 28 tetap mendaftar ulang ke UI jika diterima.
“Nggak ada, di UI nggak ada, kita ambil terus,” ujar Taufik saat ditemui di SMAN 28, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ia juga menambahkan, hanya sedikit siswa dari SMAN 28 yang melanjutkan studi ke luar negeri.
“Kalau yang tahun ini kayaknya nggak terlalu banyak, kan ada yang dapat BIM (Beasiswa Indonesia Maju), empat yang di luar negeri. Ada BIM dalam negeri juga satu, tapi kalau yang sendiri itu kayaknya nggak banyak, satu atau dua,” jelas Taufik.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Negeri 70 Jakarta, Nur Puji Lestari, juga mengaku tidak mengetahui adanya siswa yang menolak tawaran UI karena memilih kampus luar negeri.
Ia justru menegaskan bahwa di SMAN 70 Jakarta, biasanya siswa yang melanjutkan ke luar negeri sudah memiliki rencana tersebut sejak lama.
“Ah, itu saya malah baru tahu, ya,” ujarnya menanggapi isu yang beredar.
“Biasanya itu memang anak-anak tersebut memang keinginannya ke luar negeri sudah terencana dari awal. Jadi mereka, ya, ada. Tapi sekarang ini nggak terlalu banyak, sih, yang ke kampus luar negeri,” tambahnya.