
Masyarakat Desa Sindang dan Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, memiliki tradisi unik menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam, yaitu 'Mandi Grujug' di Sumur Masjid Pusaka Dermayu atau Masjid Baiturrahman.
Sumur yang kerap disebut Sumur Pengantin ini menjadi pusat ritual warga yang percaya akan keberkahan airnya.
Nang Sadewo, budayawan dan sejarawan Indramayu, menjelaskan bahwa tradisi ini bukan hanya dilakukan pada 1 Muharam saja.
"Sumur ini dikenal sebagai Sumur Masjid Pusaka atau Sumur Pengantin. Setiap hari Jumat, Jumat Kliwon, dan momen tertentu seperti 1 Suro (1 Muharam), warga berbondong-bondong datang," ujarnya saat ditemui kumparan di Masjid Pusaka Dermayu. Jumat (27/6/2025).

Harapan Kesehatan dan Keberkahan
Menurut Sadewo, kebanyakan pengunjung adalah ibu-ibu, anak-anak, dan lansia. Mereka datang dengan berbagai harapan.
Para orang tua berdoa agar dijauhkan dari penyakit atau disembuhkan jika sedang sakit. Juga Anak-anak dimandikan dengan harapan bisa cepat berjalan, lancar bicara, atau memiliki nafsu makan yang baik.
"Ini adalah kekayaan ritus masyarakat muslim di pesisir yang menggabungkan tradisi lokal dengan nilai-nilai Islam," jelas Sadewo.

Sejarah Sumur yang Tak Pernah Kering
Masjid Pusaka Dermayu diperkirakan dibangun pada tahun 1510, sedangkan sumurnya diperkirakan sudah ada sejak 1470-an.
"Yang istimewa, airnya tidak pernah asat (kering), dan musim hujan pun kemarau tidak pernah meluap, segitu saja. Ini menjadi simbol bahwa Islam adalah agama rahmatan lil'alamin," tambahnya.
Tradisi Mandi Grujug diperkirakan sudah berlangsung sejak zaman Wali Songo, terkait dengan penyebaran Islam di wilayah tersebut, termasuk kaitannya dengan Situs Astana Bojong.
"Ini naluri masyarakat. Mereka datang tanpa diundang, karena percaya akan keberkahannya," ujar Sadewo.

Tahun ini, 1 Muharam 1447 H bertepatan dengan Jumat Kliwon, membuat tradisi ini semakin istimewa.
"Ini momentum lengkap: Jumat, 1 Suro, dan Kliwon. Selain mandi, warga juga berharap peningkatan iman dan takwa," ucap Sadewo.
Satu warga yang datang ke Masjid Pusaka Dermayu, Yayan (40) mengatakan tujuan datang beserta anak dan istri untuk memandikan anaknya berumur 18 bulan yang belum bisa jalan.
Yayan sendiri sudah sering datang ke sumur Masjid Pusaka Dermayu, dari anaknya belum bisa berdiri sampai sekarang sudah bisa berdiri. Hal tersebut dilakukan karena petunjuk dari orang-orang tua.
"Ke sini buat mandiin anak supaya bisa jalan, dan sudah sering ke sini, dan alhamdulillah anak saya sudah bisa berdiri sekarang," pungkasnya.
Tradisi Mandi Grujug tetap ada hingga kini sebagai warisan budaya sekaligus bentuk syukur masyarakat Indramayu atas berkah kesehatan dan kehidupan.