Tanda-tanda Ginjal Tidak Sehat yang Sering Diabaikan

7 hours ago 3

Jakarta -

Ginjal adalah organ multifungsi yang terus bekerja tanpa henti untuk menjaga keseimbangan tubuh. Fungsinya mencakup penyaringan limbah, pengaturan cairan dan tekanan darah, hingga mendukung produksi sel darah merah.

Dikutip dari Times of India, mekanisme utama ginjal adalah menyaring darah untuk membuang limbah dan kelebihan zat, lalu membentuk urine. Proses ini dilakukan melalui sistem filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi yang kompleks di dalam nefron, unit fungsional ginjal.

Nefron berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan menyaring darah dalam jumlah besar, menyerap kembali air dan zat-zat penting secara selektif, serta membuang limbah dan kelebihan air melalui urine. Proses ini dikendalikan oleh hormon seperti ADH (antidiuretic hormone), yang merespons tingkat hidrasi tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saat fungsi ginjal mulai menurun, tanda-tandanya sering kali tidak terlihat jelas. Penyakit ginjal merupakan salah satu kondisi kesehatan yang paling jarang terdiagnosis di dunia, bukan karena langka, tetapi karena gejalanya yang tak khas. Sering kali, tanda peringatannya menyerupai gejala dari penyakit lain yang lebih umum.

Lelah? Bisa jadi anemia. Pergelangan kaki bengkak? Mungkin hanya retensi garam. Sering buang air kecil? Mungkin karena diabetes. Karena penyakit ginjal stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas, kondisi ini kerap terdiagnosis terlalu lambat, saat kerusakan ginjal sudah terjadi dan tak dapat dipulihkan.

Penyakit ginjal sering dijuluki sebagai 'silent killer', dan itu bukan tanpa alasan. Seseorang bisa kehilangan hingga 90 persen fungsi ginjal sebelum merasakan gejala yang nyata. Berbeda dengan penyakit jantung atau diabetes, gangguan pada ginjal umumnya tidak menimbulkan rasa sakit hebat atau gejala mencolok pada tahap awal.

Sebaliknya, tanda-tandanya muncul secara halus dan membingungkan, menyerupai kelelahan, masalah kulit, gangguan pencernaan, atau keluhan saluran kemih. Inilah yang membuat deteksi dini menjadi tantangan, sekaligus sangat penting.

Pada tahun 2025, diperkirakan penyakit ginjal kronis (PGK) akan memengaruhi sekitar 850 juta orang di seluruh dunia. Dengan hampir 1 dari 10 orang dewasa secara global terdampak PGK, penting untuk memahami bahwa gangguan ginjal sering menyamar sebagai masalah kesehatan lain.

1. Kelelahan, otak terasa 'berkabut', atau sulit berkonsentrasi

Kelelahan sering dikaitkan dengan stres, kurang tidur, kekurangan zat besi, atau kelelahan mental. Bisa juga berasal dari anemia atau gangguan kesehatan mental. Namun, rasa lelah yang terus-menerus disertai kesulitan fokus bisa menjadi tanda awal uremia, penumpukan limbah dalam darah akibat penurunan fungsi ginjal.

Saat ginjal tidak mampu menyaring limbah secara efektif, racun menumpuk dalam aliran darah dan menyebabkan uremia. Penumpukan ini mengganggu distribusi oksigen ke jaringan tubuh, termasuk otak, yang menyebabkan tubuh terasa lemas dan pikiran menjadi lambat.

Selain itu, ginjal yang gagal juga memproduksi lebih sedikit eritropoietin (EPO), hormon yang merangsang produksi sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia yang dapat memperburuk rasa lelah dan kabut kognitif.

2. Sesak napas atau dada terasa sesak

Bisa jadi asma, anemia, gangguan kecemasan, atau penyakit jantung. Namun, pada orang dengan fungsi ginjal yang menurun, gejala ini bisa menandakan kelebihan cairan (fluid overload) atau anemia akibat penurunan produksi eritropoietin, hormon yang diproduksi oleh ginjal.

Ginjal yang rusak tidak mampu membuang kelebihan cairan secara efektif. Cairan ini bisa menumpuk di paru-paru dan menyebabkan sesak napas. Kondisi ini dikenal sebagai edema paru (pulmonary edema), yang ditandai dengan napas tersengal dan bunyi mengi.

Selain itu, anemia akibat berkurangnya produksi sel darah merah juga dapat menyebabkan kekurangan oksigen di jaringan tubuh, membuat seseorang terengah-engah bahkan saat melakukan aktivitas ringan.

3. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan

Sering kali disalahkan karena stres atau pola makan. Namun, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab sekaligus akibat dari penyakit ginjal, menciptakan siklus yang saling memperburuk.

Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah melalui pengelolaan volume cairan dan pelepasan hormon. Ketika ginjal mengalami kerusakan, kemampuannya untuk menjaga keseimbangan ini terganggu.

Akibatnya, tekanan darah bisa meningkat secara signifikan dan menjadi sulit dikontrol meskipun sudah menggunakan obat.

4. Sering buang air kecil, terutama di malam hari

Umumnya kondisi ini dikaitkan dengan diabetes, infeksi saluran kemih, atau proses penuaan. Namun, peningkatan frekuensi buang air kecil juga bisa menjadi tanda awal kerusakan ginjal, terutama pada kondisi seperti glomerulonefritis atau penyakit ginjal polikistik.

Ketika unit penyaring ginjal (nefron) rusak, kemampuannya untuk memusatkan urine menurun. Akibatnya, ginjal menghasilkan urine dalam jumlah lebih banyak dan encer, terutama di malam hari. Kondisi ini disebut nokturia, yang bisa mengganggu tidur dan menjadi tanda awal gangguan fungsi ginjal, terutama jika disertai urine berwarna gelap, keruh, atau sangat pucat.

5. Darah atau busah dalam urine

Darah dalam urine sering dikira infeksi saluran kemih atau darah menstruasi. Sementara urine berbusa bisa dianggap akibat dehidrasi. Namun keduanya juga bisa menjadi tanda kerusakan ginjal.

Ginjal yang sehat akan menjaga sel darah dan protein tetap berada dalam aliran darah. Hematuria (darah dalam urine) menunjukkan bahwa penyaring ginjal (glomeruli) mungkin rusak dan bocor, membiarkan sel darah merah masuk ke urine.

Proteinuria (protein dalam urine), biasanya muncul sebagai urine berbuih atau berbusa secara terus-menerus, menandakan hilangnya protein karena kerusakan ginjal.

6. Kaki, pergelangan kaki, atau tangan bengkak

Sering dianggap akibat konsumsi garam berlebih, duduk terlalu lama, atau masalah jantung. Tapi edema, penumpukan cairan, juga merupakan gejala umum gangguan ginjal.

Ginjal yang sehat mengatur keseimbangan natrium dan cairan tubuh. Ketika rusak, kelebihan cairan menumpuk di jaringan tubuh, terutama di bagian bawah seperti kaki dan pergelangan kaki. Akibatnya kaki bengkak, tangan membesar, hingga kelopak mata bengkak. Pembengkakan ini mungkin ringan pada awalnya, tapi bisa memburuk dari waktu ke waktu, terutama saat bangun tidur.

7. Kulit gatal dan kram otot

Kulit kering atau kram bisa disebabkan oleh dehidrasi atau kekurangan mineral. Tapi bisa juga menandakan ketidakseimbangan elektrolit atau penumpukan racun, dua gejala penyakit ginjal lanjut.

Ketika fungsi ginjal menurun, kadar fosfor dalam darah naik dan kadar kalsium turun. Ketidakseimbangan ini menyebabkan kulit terasa gatal dan kedutan di otot. Penumpukan toksin uremik juga dapat mengiritasi saraf dan otot, menimbulkan rasa tidak nyaman yang menyebar. Dalam kasus berat, bisa muncul uremic frost, yakni kristal urea yang terlihat menempel di permukaan kulit.


(suc/suc)

Read Entire Article