Insiden kanker kolorektal di Amerika Serikat ditemukan semakin banyak pada usia muda. Khususnya kelahiran pertengahan 1990-an.
American Cancer Society juga mulai menggeser usia wajib skrining kanker usus besar dari semula 50 menjadi 45 tahun, menyusul laporan tersebut.
"Pendorong peningkatan insiden masih belum diketahui, tetapi banyak upaya penelitian sedang berlangsung, dengan investigasi yang mencakup berbagai hal mulai dari mikroplastik hingga ultra-processed food (UPF) serta berbagai paparan lainnya yang diperkenalkan pada paruh terakhir abad ke-20," ujar Elizabeth Schafer, ilmuwan asosiasi bidang pengawasan dan ilmu ekuitas kesehatan di American Cancer Society, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurunkan usia skrining kemungkinan menjadi solusi deteksi dini dari banyak kasus kanker yang terlewatkan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong di balik peningkatan keseluruhan kanker kolorektal pada usia yang lebih muda, demikian sebut Joseph Rinaldi, ahli gastroenterologi di Montefiore Einstein Comprehensive Cancer Center.
"Kemungkinan besar faktor-faktor di luar pedoman skrining berkontribusi terhadap peningkatan keseluruhan insiden kanker kolorektal," kata Rinaldi.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, baik lingkungan, genetik, maupun berbasis populasi, yang dapat ditargetkan untuk pencegahan dan, berpotensi membalikkan tren ini."
Kini, penelitian yang dilakukan American Cancer Society menemukan persentase orang dewasa AS berusia 45 hingga 49 tahun yang menjalani skrining kanker kolorektal meningkat dari 20,8 persen pada 2019 dan 19,7 persen pada 2021 menjadi 33,7 persen pada 2023.
Temuan Kasus Kanker Usia Muda Meroket
Studi kedua, yang juga dilakukan American Cancer Society menemukan prevalensi diagnosis kanker kolorektal stadium awal di antara orang dewasa berusia 45 hingga 49 tahun meningkat dari 9,4 kasus per 100.000 orang pada 2019 menjadi 11,7 per 100.000 orang pada 2021, dan kemudian menjadi 17,5 per 100.000 orang pada 2022.
"Jika skrining menjadi penyebab peningkatan ini, peningkatannya pasti terjadi pada stadium awal, bukan stadium akhir," kata Schafer, penulis utama makalah kedua.
"Diagnosis stadium lokal jarang terjadi pada kelompok usia ini sebelum skrining karena biasanya belum ada gejala," kata Schafer tentang kanker stadium awal yang belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
"Jadi ya, sebenarnya agak mengejutkan melihat insiden stadium awal meningkat dua kali lipat dari 9,4 menjadi 17,5 per 100.000 orang pada kelompok yang baru diskrining ini."
Karena peningkatan kasus kanker usus besar dan rektum terus berlanjut di kalangan dewasa muda, para ahli kesehatan masyarakat kini mengimbau mereka untuk mengetahui tanda-tanda peringatan atau gejala dan melakukan skrining sesegera mungkin.
Gejala Sering Dianggap Wasir
"Gejala yang paling umum adalah perdarahan," kata Jessica Star, ilmuwan asosiasi terkait kanker.
Ia menambahkan, 41 persen pasien di bawah usia 50 tahun cenderung mengalami gejala ini, dibandingkan dengan 26 persen pasien di atas usia 50 tahun. Banyak orang juga mungkin mengalami kram atau nyeri perut.
"Khususnya anak muda, enggan membicarakan gejala-gejala seperti ini, tetapi sebenarnya hal itu bisa menyelamatkan nyawa mereka," kata Star.
Gejala penting lainnya termasuk perubahan kebiasaan buang air besar atau bentuk tinja yang terus-menerus, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
"Orang dengan gejala-gejala ini yang menetap selama beberapa minggu harus diperiksakan ke dokter," katanya.
"Jika masih muda dan kekhawatiran tidak ditangani, segera konsultasikan ke dokter."
Pengakuan Pasien Usia Muda
Banyak kasus usia muda yang diberi tahu mereka mengidap wasir, lalu baru mengetahui berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian bahwa itu adalah kanker.
Hal yang juga dialami Kelly Spill (33), ia sebenarnya mengeluhkan gejala kanker kolorektal setelah melahirkan anak pertamanya, tetapi dokter saat itu mengatakan gejalanya berkaitan dengan kondisi pascapersalinan dan wasir internal.
"Suatu hari saya pergi ke kamar mandi, dan saya melihat ke bawah, dan mengira itu adalah masa menstruasi saya, padahal ternyata bukan. Saat itulah saya menjadi sangat khawatir," kata Spill, soal darah dalam tinjanya.
Ketika ia melihat darah lebih banyak, ia mengambil foto dan menunjukkannya kepada dokter umum. Dokter segera memerintahkan kolonoskopi, dan saat itu ia didiagnosis mengidap kanker kolorektal stadium III pada usia 28 tahun di tahun 2020.
(naf/kna)