Iran: Kepercayaan Kami dengan Badan Pengawasan Nuklir PBB Menurun

1 month ago 14
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (3/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanDuta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (3/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Pemerintah Iran memutuskan menangguhkan seluruh bentuk kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyatakan kepercayaan Iran terhadap IAEA telah menurun.

“Tentu kepercayaan kami dengan IAEA sudah menurun. Kami belum keluar dari NPT (Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir). Kami masih menjadi bagian dari NPT. Tapi ini adalah jalan yang memiliki dua arah,” ujar Boroujerdi saat ditemui di kediamannya, Menteng Jakarta, Pusat, Kamis (3/7).

Boroujerdi menegaskan Iran selama ini tetap menjalankan komitmennya di bawah kerangka perjanjian internasional. Namun, ia menilai IAEA tidak menunjukkan perlakuan yang setara.

“Apabila kami memberikan komitmen dan menjalankan komitmen kami, ada juga fasilitas, kemudahan dan komitmen balik dari pihak IAEA yang harus diberikan kepada Iran,” ujar Boroujerdi.

“Tentu perkembangan ini sangat mempengaruhi rasa percaya antara Iran dan IAEA. Sekarang adalah giliran IAEA harus membangun rasa percaya antar institusi ini dengan Iran,” lanjutnya.

“Tentu saja kami tidak bisa melaksanakan kewajiban kami secara sepihak. IAEA pun harus menjalankan kewajibannya,” tambahnya.

Boroujerdi juga mengkritik standar ganda dalam pengawasan nuklir, terutama terhadap Israel yang dinilainya luput dari kewajiban internasional. Padahal, Iran adalah anggota NPT yang menandatangani protokol dan di bawah pengawasan ketat IAEA, tapi malah diserang oleh Israel yang bukan bagian IAEA dan tidak menandatangani NPT.

“Apakah ini adalah sebuah tata tertib dan norma di dunia sekarang? Atau ini merupakan aturan dari alam rimba?” ujarnya.

Ia menegaskan Iran tetap berkomitmen pada aturan internasional dan tidak keluar dari jalur diplomasi nuklir yang diatur oleh NPT.

“Tentu yang kami bicarakan adalah tata tertib NPT. Kami tidak bicara di luar itu, kami tidak bicara berkaitan dengan peraturan yang dibuat-buat. Tetapi kami bicara bahasa bersama, yang mana adalah NPT dan peraturan internasional,” ujarnya.

Terakhir, Boroujerdi mengkritik pihak luar yang berusaha membatasi hak Iran mengembangkan teknologi nuklir secara sepihak.

“Dikarenakan ada pihak dan negara lain di luar IAEA yang melihat dirinya berhak melarang-larang pihak lainnya. Ini adalah hal yang berbahaya, pendekatan keliru yang serius,” pungkasnya.

Poster para korban serangan Israel dalam sebuah acara di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (3/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanPoster para korban serangan Israel dalam sebuah acara di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (3/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Sebagaimana diberitakan, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memberlakukan undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA. Undang-undang itu telah disahkan parlemen pekan lalu.

"Pemerintah memerintahkan untuk segera menghentikan semua kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional dan Perjanjian Pengamanan yang terkait," demikian laporan televisi pemerintah Iran mengutip isi undang-undang tersebut, dikutip dari AP, Rabu (2/7).

"Penangguhan ini akan tetap berlaku hingga kondisi tertentu terpenuhi, termasuk jaminan keamanan fasilitas nuklir dan para ilmuwan," lanjut laporan itu.

Undang-undang itu menetapkan bahwa inspeksi mendatang di situs nuklir Iran oleh IAEA membutuhkan persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Teheran.

Read Entire Article