
Beberapa juru parkir (jukir) yang masuk dalam program uji coba pembayaran parkir menggunakan QRIS di Kota Yogyakarta mengaku belum pernah menerapkan sistem tersebut dalam transaksi harian mereka.
Padahal, uji coba pembayaran parkir pakai QRIS ini sudah dilakukan sejak April 2025 silam, melibatkan 10 juru parkir (jukir) di lima lokasi parkir yang ditunjuk sebagai pilot project.
Lima lokasi tersebut adalah Jalan Mataram, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Diponegoro, Jalan Laksda Adisucipto, dan Jalan KH Ahmad Dahlan.
Pantauan Pandangan Jogja di lokasi yang jadi pilot project uji coba tersebut, Senin (9/6), tak ada juru parkir yang menggunakan metode pembayaran QRIS. Semuanya masih menggunakan pembayaran tunai.
Beberapa jukir yang kami temui di antaranya Sarjiyo (48) yang bertugas di Jalan Brigjen Katamso, serta Muhammad Nurulisa (40) dan Agus Nugroho (32) yang bertugas di Jalan KH Ahmad Dahlan.

Ketiganya termasuk dalam 10 jukir yang masuk dalam pilot project program ini dan mengaku telah membuka rekening khusus setelah peluncuran program, namun belum menggunakan QRIS.
“Belum pakai QRIS saya. Lebih enakan tunai, transaksi lebih enak, enggak terlalu ribet. Kalau pakai HP saya enggak bisa,” kata Sarjiyo saat ditemui di lokasi.
Hal senada disampaikan Muhammad Nurulisa. “QRIS-nya belum launching, belum (pakai QRIS),” ujarnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Imanudin Aziz, mengeklaim bahwa pembayaran parkir pakai QRIS oleh 10 jukir yang ditunjuk telah berjalan.
“Yang 10 sudah jalan, ya memang prosesnya kan kemarin launching,” ujarnya dihubungi Pandangan Jogja, Senin (9/6).
Menurutnya, 10 jukir yang dilibatkan telah memiliki akun QRIS. Namun, implementasinya masih dalam tahap evaluasi, dan pihaknya masih berdiskusi dengan Bank BPD DIY serta Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) mengenai teknis pengelolaan dan sistem bagi hasil.
“QRIS-nya sudah siap, sudah berjalan juga. Cuman kita evaluasi seperti bagi hasil,” ujar Imanudin.