Serangan Israel Hancurkan Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Dua Orang Tewas

3 weeks ago 3
Seorang pria Kristen Palestina menerima perawatan medis setelah serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Rumah Sakit Arab Al-Ahli, Gaza, Kamis (17/7/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSSeorang pria Kristen Palestina menerima perawatan medis setelah serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Rumah Sakit Arab Al-Ahli, Gaza, Kamis (17/7/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS

Serangan Israel ke Gereja Keluarga Kudus di Gaza menewaskan dua perempuan dan melukai beberapa jemaat lainnya.

Informasi itu diungkap dokter di RS Al-Ahli di Gaza, pada Kamis (17/7). RS ini dikelola oleh Keuskupan Episkopal Yerusalem.

Gereja Keluarga Kudus yang jadi korban penyerangan Israel dilaporkan hancur. Gereja tersebut merupakan satu-satunya Gereja Katolik di Gaza.

Sampai sekarang Vatikan belum berkomentar perihal serangan yang menargetkan gereja di Gaza. Sedangkan militer Israel (IDF) menyebut akan menginvestigasi laporan serangan ke gereja.

Seorang pria Kristen Palestina menerima perawatan medis setelah serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Rumah Sakit Arab Al-Ahli, Gaza, Kamis (17/7/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSSeorang pria Kristen Palestina menerima perawatan medis setelah serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Rumah Sakit Arab Al-Ahli, Gaza, Kamis (17/7/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS

Sementara itu laporan kantor berita Italia, ANSA, jumlah korban luka berat mencapai enam orang.

Salah satu sahabat mendiang Paus Fransiskus, Romo Gabriele Romanelli, menderita cedera ringan di bagian kaki. Romanelli adalah sosok yang kerap memberikan laporan konflik Israel-Palestina kepada Paus Fransiskus.

Adapun PM Italia Giorgia Meloni menyebut pelaku serangan terhadap gereja adalah Israel. Meloni mengecam aksi Israel ke gereja di Gaza.
 Ludovic Marin/AFPPerdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Foto: Ludovic Marin/AFP

“Serangan Israel di Gaza juga telah menghantam Gereja Keluarga Kudus," ujar Meloni dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.

"Serangan terhadap penduduk sipil yang telah dilakukan Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima. Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan sikap seperti itu," tambahnya.

Read Entire Article