Bandung -
Polda Jabar mengungkap fakta baru kasus sindikat penjual bayi. Selain ke Singapura, ternyata ada 17 bayi yang ternyata dijual di dalam negeri.
"Banyak sekali temuan baru, terutama tentang bayi. Jadi ternyata mereka, bayinya ada yang memang jaringan untuk adopsi internasional, ada juga yang adopsi lokal," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Surawan di Mapolda Jabar, dilansir detikJabar, Rabu (6/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang dijual ke internasional, polisi mendata ada 17 yang telah berangkat Singapura.
"Kemudian 8 yang kita amankan dari jaringan internasional. Kemudian satu bayi ditemukan sudah meninggal dunia di Pontianak," tambahnya.
Surawan mengatakan untuk jaringan adopsi lokal ada 17 bayi. Sebanyak 13 bayi hasil 'rekrutan' Astri yang kemudian disalurkan kepada Djaka Hamdani Hutabarat dan Elin. Selain itu, Djaka dan Elin mendapatkan bayi dari sumber lain.
"Kemudian yang kedua terkait dengan jaringan lokal. Ini dari Astri langsung ke Djaka, ini kurang lebih sudah 13 bayi dari Astri ke Djaka yang untuk adopsi lokal, kemudian Djaka juga ada sumber bayi lain selain dari Astri," ujarnya.
Surawan juga mengungkap biaya adopsi lokal dari sindikat itu. Untuk satu bayi dijual jauh di bawah harga USD 20 ribu yang dijual ke Singapura.
"Untuk adopsi lokal itu berkisar antara Rp 10-15 juta," tuturnya.
Baca selengkapnya di sini
Saksikan Live DetikSore:
Simak juga Video 'Tersangka Sindikat Jual-beli Bayi Ke Singapura Terus Bertambah':
(idh/imk)