Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras, menyoroti banjir besar yang melanda Bali pekan lalu. Menurutnya pemerintah perlu segera memikirkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir.
“Harus ada langkah serius dan terukur untuk memperbaiki tata kelola ruang serta infrastruktur dasar, khususnya di wilayah-wilayah padat seperti Denpasar dan sekitarnya,” kata Iwan Aras dalam keterangan tertulis, Senin (15/9).
Iwan menjelaskan bencana banjir di Bali disebabkan oleh lemahnya struktur tata kota yang berbasis ketahanan bencana, seperti lemahnya sistem drainase perkotaan, pembangunan di sempadan sungai hingga berkurangnya kawasan resapan air yang selama ini menjadi penyangga penting ekosistem.
Ini harus menjadi perhatian serius, sebab menerus Iwan Bali tidak bisa dipisahkan dari statusnya sebagai daerah pariwisata unggulan yang berperan strategis dalam ekonomi nasional.
“Dan kita pahami bersama Bali bukan sekadar provinsi biasa. Bali merupakan daerah ikon pariwisata Indonesia dan juga destinasi wisata internasional. Maka keamanan lingkungan dan daya tahan infrastrukturnya tidak boleh dikompromikan," ungkap Iwan.
"Jika bencana seperti ini terus terjadi tanpa pembenahan, bukan hanya warga yang terdampak, tapi juga sektor ekonomi nasional yang bisa terganggu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Iwan menyoroti pentingnya audit terhadap pembangunan di kawasan rawan banjir, khususnya yang berada di dekat sempadan sungai dan zona rawan bencana. Ia mendorong peningkatan kapasitas sistem drainase, rehabilitasi daerah tangkapan air di hulu.
"Penataan ruang dan infrastruktur yang terencana dan berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak, khususnya bagi daerah strategis seperti Bali yang juga merupakan destinasi pariwisata nasional,” tutup Iwan Aras.
Sebelumnya, banjir sempat melanda Bali akibat hujan deras sejak Selasa (9/9) malam hingga Rabu (10/9) pagi.
Curah hujan ekstrem membuat sejumlah sungai meluap dan sistem drainase tak mampu menampung air. Akibatnya, banjir besar melanda enam kabupaten/kota di Bali.
Berdasarkan data BPBD pada Jumat (12/9), banjir di Bali menimbulkan 18 korban tewas, 5 orang hilang, dan 441 warga mengungsi.