Pemanasan Global Makin Parah, Suhu Bumi Naik 0,27 Derajat Celsius per Dekade

20 hours ago 1
Gletser Bionnassay, gletser terkecil dari kompleks Mont Blanc di Prancis, yang menyusut di bawah pengaruh pemanasan global. Foto: REUTERS/Yann Tessier

Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengungkap laju pemanasan global mencapai sekitar 0,27 derajat Celsius per dekade. Angka ini hampir 50% lebih cepat dibandingkan periode 1990-an dan 2000-an yang hanya berkisar 0,2 derajat Celsius per dekade, menandakan pemanasan global semakin parah.

Hasil penelitian iklim yang dipublikasikan Juni lalu itu menjadi peringatan target ambisius Perjanjian Paris untuk menahan pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius di ambang kegagalan. Dengan laju emisi saat ini, pemanasan Bumi diperkirakan akan melampaui batas tersebut pada 2028.

Percepatan pemanasan ini dipicu ketidakseimbangan energi Bumi, dengan gas rumah kaca seperti karbon dioksida semakin banyak menjebak panas yang sebagian besar berasal dari Matahari. Antara 2020 hingga 2024, aktivitas manusia bahkan menambah sekitar 200 miliar ton gas rumah kaca setara karbon dioksida (CO₂e) ke atmosfer.

Dampaknya, suhu permukaan dan lautan terus meningkat, memicu mencairnya es daratan dan mempercepat kenaikan permukaan laut. Sejak 1900, permukaan laut global telah naik sekitar 23 sentimeter dengan rata-rata 1,85 milimeter per tahun. Namun sejak 2000, laju itu melonjak dua kali lipat menjadi 3,7 mm per tahun, dan dalam dekade terakhir meningkat lagi menjadi 4,5 mm per tahun.

“Sayangnya, laju pemanasan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan percepatan kenaikan permukaan laut memang sesuai dengan emisi gas rumah kaca yang kini berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah,” tulis ilmuwan iklim dari University of Leeds sekaligus penulis utama laporan, Piers Forster, dikutip Yale Climate Connections.

Ilustrasi global warming. Foto: Shutterstock

Meski banyak temuan mengkhawatirkan, laporan ini menyebut masih ada secercah harapan. Target utama Perjanjian Paris untuk menahan pemanasan di bawah 2 derajat Celsius dinilai masih mungkin tercapai, asalkan ada aksi cepat untuk menurunkan emisi karbon dioksida dan metana.

“Emisi di masa depan mengendalikan pemanasan di masa depan. Dan jika dunia bertindak cepat pada emisi karbon dioksida dan metana, kita bisa mengurangi setengah laju pemanasan,” kata Forster.

Penulis lainnya, Zeke Hausfather, menambahkan meski percepatan pemanasan tampak mengkhawatirkan, tren global juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan emisi dalam 15 tahun terakhir serta biaya energi bersih yang terus menurun.

China disebut sebagai pemain kunci karena kontribusi emisinya yang besar. Namun berkat investasi masif pada teknologi energi bersih, emisi negara itu mulai sedikit menurun dalam setahun terakhir.

“Ini juga merupakan dekade ketika emisi gas rumah kaca global diperkirakan akan mencapai puncak dan mulai menurun secara signifikan,” tulis para penulis laporan tersebut.

Read Entire Article