Pakar UGM soal Virus EEHV yang Sebabkan Gajah Tari Tesso Nilo Mati

1 day ago 1
Anak gajah bernama Tari di Taman Nasional Tesso Nilo mati. Foto: Dok. Taman Nasional Tesso Nilo

Seekor anak gajah bernama Tari di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) mati pada Rabu (10/9) dengan kondisi perut sedikit menggembung.

Balai Taman Nasional Tesso Nilo mengungkapkan penyebab kematian Tari karena infeksi virus.

Kepala Balai TNTN Heru Sumantoro mengatakan, berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh tim berwenang, Tari dinyatakan positif terinfeksi elephant endotheliotropic herpes viruses (EEHV). Virus ini menyerang organ hati Tari.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, mengatakan EEHV hanya menyerang anak gajah.

"Elephant endotheliotropic herpesvirus hanya menyerang pada anak gajah," kata Wisnu dalam keterangannya, Senin (15/9).

Melihat penyebaran yang cepat, Wisnu menduga virus dibawa oleh gajah liar yang kemudian berkontak dengan gajah di penangkaran. Mungkin juga ada media virus lain seperti lalat.

"Sebetulnya itu kan edema. Kejadiannya dia menyerang pembuluh darah, pembuluh darah mengalami pendarahan, lalu organ-organ dalam membengkak yang kemudian mungkin terakumulasi juga bisa, ada cairan di dalam perutnya sehingga membesar," jelasnya.

Langkah yang bisa dilakukan adalah mengihndari kejadian serupa terulang. Maka perlu pemeriksaan berkala anak gajah lewat pengecekan darah.

Jika dari pemeriksaan mengindikasikan ke virus maka diberikan vitamin, obat-obatan, mineral, dan sebagainya.

"Saya kira kita sebagai masyarakat harus peduli pada kelestarian satwa liar. Siapa lagi kalau tidak kita yang peduli pada satwa endemik Indonesia," jelasnya.

Gajah sumatera termasuk ke dalam Appendix I atau satwa liar yang terancam punah.

Taman Nasional Tesso Nilo Berduka

Diberitakan sebelumnya, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dirundung duka. Seekor anak gajah bernama Tari, yang merupakan anak dari gajah betina Lisa atau kerap dipanggil Mama Lisa oleh para mahout, ditemukan mati pada Rabu (10/9/2025) pagi.

Kepala Balai TNTN Heru Sumantoro membenarkan kabar duka tersebut. Ia mengatakan Tari yang usianya 2 tahun itu ditemukan sudah tidak bernyawa saat mahout atau pawang gajah tengah melakukan pengecekan rutin di lapangan.

Heru menegaskan, kematian Tari menjadi kehilangan besar bagi jajaran TNTN maupun para mahout. Selama ini, Tari memiliki peran penting dalam perawatan serta upaya konservasi gajah Sumatera di Tesso Nilo.

"Sebagai orang tua angkatnya, saya merasakan kehilangan yang mendalam. Namun, saya percaya bahwa Tari tidak benar-benar pergi. Ia hidup dalam komitmen kita untuk terus menjaga hutan Tesso Nilo, dan sahabatnya Domang masih berjuang di Tesso Nilo," ucap Heru.

Read Entire Article