Komedian Mpok Alpa meninggal dunia. Hal itu disampaikan secara langsung oleh rekannya Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di acara FYP Trans 7 yang biasanya mereka bawakan.
Mpok Alpa dikabarkan meninggal dunia pada usia 38 tahun akibat kanker. Hingga kini, belum diketahui apa jenis kanker yang dialami oleh Mpok Alpa.
Mpok Alpa sebenarnya sudah mengidap penyakit tersebut sejak lama. Namun, teman-temannya memilih untuk menutupi hal tersebut karena menjaga privasi sang komedian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menjaga privasi Mpok Alpa. Dia nggak mau kondisinya diketahui banyak orang," kata Irfan Hakim, pada Jumat (15/8/2025).
"Memang keinginan almarhumah untuk menjaga semuanya," timpal Raffi.
Terlepas dari kondisi yang dialami Mpok Alpa, ada beberapa jenis kanker yang rentan dialami oleh perempuan. Dua jenis kanker dengan kasus terbanyak dialami perempuan Indonesia adalah kanker serviks dan payudara.
Tak heran, kedua jenis kanker ini juga menjadi salah satu perhatian utama Kementerian Kesehatan. Ini juga menjadi masalah besar mengingat kanker seringkali terlambat terdeteksi, sehingga pasien lebih sulit sembuh dan kualitas hidup menurun.
"Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan di Indonesia meninggal akibat kanker," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah kesempatan.
Menurut data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara berada di angka 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker baru di seluruh Indonesia. Sedangkan kasus baru kanker serviks berada di angka 36.633 kasus, atau sekitar 9,2 persen.
Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker payudara terjadi ketika sel-sel payudara mengalami mutasi dan berubah menjadi sel kanker. Ahli hingga saat ini belum mengetahui secara pasti apa yang memicu perubahan tersebut.
Namun, mereka memetakan beberapa faktor risiko kanker payudara meliputi usia 55 tahun atau lebih, riwayat keluarga, genetika, kebiasaan merokok, kegemukan, paparan radiasi, konsumsi minuman beralkohol, hingga riwayat terapi hormon.
Sedangkan, untuk kanker serviks umumnya disebabkan oleh Human Papilloma virus (HPV). Infeksi virus ini biasanya menyebar melalui kontak seksual lalu. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan, maka infeksi ini akan terjadi dan memicu kanker serviks.
Kanker payudara dan serviks seringkali tak menunjukkan gejala. Namun, dalam beberapa kejadian, keduanya mungkin akan memunculkan gejala seperti berikut.
Kanker Payudara
- Perubahan ukuran, bentuk, atau kontur payudara.
- Benjolan atau massa, yang mungkin sekecil biji kacang polong.
- Benjolan atau penebalan di atau dekat payudara, atau di ketiak, yang bertahan selama siklus menstruasi.
- Perubahan tampilan atau rasa kulit pada payudara atau puting. Kulit mungkin terlihat berlesung, berkerut, bersisik, atau meradang. Warnanya bisa menjadi merah, ungu, atau lebih gelap dibandingkan bagian lain payudara.
- Area keras seperti marmer di bawah kulit.
- Keluarnya cairan dari puting yang bercampur darah atau bening.
Tanda dan gejala kanker serviks stadium awal meliputi:
- Cairan vagina berair atau berdarah yang mungkin banyak dan berbau tidak sedap.
- Pendarahan vagina setelah berhubungan seks, di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.
- Nyeri saat berhubungan seks (dyspareunia).
Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya, gejala yang muncul meliputi:
- Sulit atau nyeri saat buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.
- Diare, nyeri, atau pendarahan dari rektum saat buang air besar.
- Kelelahan, penurunan berat badan, dan hilangnya nafsu makan.
- Perasaan tidak sehat secara umum.
- Nyeri punggung tumpul atau pembengkakan pada kaki.
- Nyeri panggul atau perut.
Saksikan Live DetikSore:
Lihat Video 'Jejak Karier Mpok Alpa di Dunia Hiburan':
(avk/kna)