COO Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan pihaknya berencana memasukkan penyelesaian proyek Whoosh ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Danantara tahun ini.
“Sedang kami lakukan penjajakan. Tentu akan kami bereskan proses itu sebagaimana kemarin kan juga Direktur Utama PT KAI juga sudah menyampaikan di DPR ya. Nanti akan kami selesaikan segera, nanti masuk di dalam RKAP kami tahun ini,” ujar Dony, dikutip dari Antara, Jumat (22/8).
KCJB yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) ini menjadi sorotan karena beban utang yang harus ditanggung oleh PT KAI. Perusahaan pelat merah itu mendapat beban utang Rp 6,9 triliun dari China Bank Development (CDB) untuk pembayaran pembengkakan biaya proyek Whoosh.
Total biaya proyek mencapai USD 7,27 miliar atau sekitar Rp 118,9 triliun, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) senilai USD 1,2 miliar atau Rp 18,2 triliun.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, mengakui persoalan utang Whoosh memang menjadi perhatian serius. Ia mengakui utang itu bisa menjadi bom waktu. Untuk itu, Bobby mengusulkan agar utang Whoosh bisa direstrukturisasi.
“Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ujar Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (20/8).