Cegah Penyakit Sejak Dini, Siswa SD di Depok Skrining TBC-Vaksinasi HPV

1 day ago 5
Jakarta -

Program cek kesehatan gratis (CKG) khusus anak sekolah resmi dimulai hari ini, Senin (4/8/2025). Ini merupakan program lanjutan dari CKG umum yang sudah dimulai pertama kali pada Februari 2025.

Kementerian Kesehatan berharap, CKG khusus anak sekolah ini bisa mengakselerasi jumlah penerima manfaat pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kesehatan mata, gigi, telinga, berat badan, tekanan darah, tinggi badan, hingga TBC (tuberkulosis).

Jika dalam skrining kesehatan ditemukan gejala-gejala TBC, pelajar akan menjalani pemeriksaan lanjutan di puskesmas.

Berdasarkan pemantauan detikcom di Sekolah Prestasi Global Depok, siswa-siswa SD tampak antusias dengan pelaksanaan CKG. Ada yang takut-takut di awal, tapi setelah pemeriksaan dilakukan, semuanya terlihat senang-senang saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang dilakukan di CKG anak sekolah adalah imunisasi campak, rubella, dan HPV (human papillomavirus) kanker serviks (khusus pelajar putri kelas 5 SD) bagi yang belum mendapatkannya. Afian (6) siswa kelas 1 SD mengaku tidak takut imunisasi campak dan rubella, meski menggunakan jarum suntik.

"Nggak sakit (suntik), biasa aja. Karena aku banyak olahraga," katanya ketika ditanyai detikcom.

Selain imunisasi, salah satu pemeriksaan yang dilakukan di CKG anak sekolah adalah tes kebugaran. Dalam tes ini, anak diminta melakukan lari ringan mengelilingi lapangan sebanyak 14 kali dengan jarak total 1.000 meter.

Waktu berlari dicatat oleh guru olahraga dan bagi pelajar yang tidak kuat, tidak akan dipaksakan untuk menyelesaikan tes.

"Capek lumayan sih. Aku nggak latihan sih buat tes ini, cuma memang pernah aku jalan kaki 12 km," cerita Reyhan (9) siswa kelas 4 SD pada detikcom.

"Kaki aku pegel banget ini, aku memang suka olahraga. Suka lari-lari sejak kelas 2 SD. Aku biasanya juga basket seminggu sekali, ikut klub," sambungnya.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan target pemerintah untuk peserta CKG anak sekolah adalah 53 juta orang. Ia menambahkan pemeriksaan yang dilakukan sedikit berbeda dengan CKG umum, untuk diagnosis yang lebih efektif dan tajam. Terlebih, masalah kesehatan di tiap kelompok umur bisa berbeda-beda.

"Jadi supaya bisa efektif dan menajamkan diagnosis, pemeriksaannya tidak sama. Tiap kelompok (umur) beda-beda," kata Wamenkes ketika ditemui awak media di Depok, Jawa Barat, Senin (4/8/2025)

"Pemeriksaan di sekolah juga lebih mudah kan, kalau dibawa ke puskesmas itu kan lebih sulit untuk mengumpulkan, nanti koordinasi jadi lebih sulit. Lebih baik petugas puskesmasnya yang datang," sambungnya.

Berkaitan imunisasi HPV, Wamenkes mengatakan pencegahan kanker serviks harus dilakukan sedini mungkin. Wamenkes mengatakan penyakit ini menjadi jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia.

"(Imunisasi) HPV ini cara untuk mencegah penyakit kanker serviks dan kanker serviks itu biasanya terjadi setelah mereka menikah biasanya. Dengan melakukan imunisasi HPV, maka bisa dicegah kanker serviks ini. Dan ini harus dilakukan sedini mungkin memang," tandasnya.

(avk/kna)


Read Entire Article