Baru-baru ini viral bocah di Sukabumi, Jawa Barat, bernama Raya, meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing gelang. Pihak keluarga mengungkap anak tersebut sempat didiagnosis dokter tuberkulosis (TB/TBC).
"Saya yang bawa berobat, kata dokter (kena) TB," kata Sarah (25), bibinya Raya, dikutip dari detikJateng.
Tak disangka, Raya mengidap penyakit yang lebih serius. Pihak keluarga baru mengetahuinya saat bocah itu telah meninggal dunia. Menurut Sarah, keponakannya itu juga kerap bermain di tanah. Ia juga menyebut Raya terlihat kotor sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak tau, jadi begitu sampai di sini dikabari bahwa banyak cacing dan segala macamnya. Baru tahunya pas udah meninggal. Nggak tahu bisa seperti itu," ungkap Sarah sambil terisak.
"Dari pola hidup suka main di tanah si anak, di dapur suka cumang cemong, emang iya sehari-harinya begitu," katanya lirih. Ia menambahkan Raya tak memiliki BPJS dan identitas administrasi kependudukan.
Tak Pernah Dibawa ke Rumah Sakit
Sementara itu, ibu Raya, Endah (30) duduk dengan tatapan kosong. Dalam video yang viral, disebutkan Endah mengalami gangguan mental sama seperti suaminya, Udin. Meski begitu, dia berusaha menjawab setiap pertanyaan awak media meski suaranya pelan.
Endah melanjutkan, dirinya tidak pernah membawa Raya berobat ke rumah sakit atau puskesmas. Jika sakit, dia hanya mengobatinya dengan cara tradisional.
Ia juga menceritakan bagaimana Raya akhirnya dibawa oleh relawan Rumah Teduh dengan ambulans.
"Informasi dari orang sana, katanya anaknya sakit. (Relawan) datang ke sini dan (Raya) langsung dibawa sama ambulans, dirawat di rumah sakit. Sebelumnya nggak pernah ngecek ke puskesmas," jelas Endah.
Tentang penyebab kematian Raya, Endah mengaku baru tahu setelah mendapat kabar dari relawan.
"Iya ada cacing, katanya ada yang ukuran sekilo, berarti udah besar dalam perut. Nggak tahu dari makanan atau dari mana itu cacingnya," ucap Endah.
Di sisi lain, Plt Camat Kabandungan, Budi Andriana, juga merespons soal kasus yang viral ini. Ia menyebut peristiwa itu terjadi di wilayahnya, tepatnya Kampung Padangenyang, Desa Cianaga.
"Tadi mungkin sudah disampaikan oleh kepala desa, dari pembina desa, dari puskesmas. Sebetulnya itu terkait pola asuh, memang terkait pola asuh bukan kewenangan kami, karena terkait dengan keluarga. Mungkin tadi ketika ada kasus seperti itu, kami pun awalnya tidak tahu, alhamdulillah dengan koordinasi sebetulnya sudah berjalan," kata Budi.
Ia mengungkap, sejak kecil Raya sudah dilaporkan memiliki kondisi keluarga yang serba terbatas.
Bagaimana Seseorang Bisa Terinfeksi Cacing Gelang?
Jalur masuk cacing gelang ke dalam tubuh bergantung pada jenisnya. Banyak parasit ini masuk melalui mulut. Infeksi sering terjadi ketika seseorang menyentuh kotoran atau tanah yang terkontaminasi telur cacing, lalu tidak mencuci tangan (dikenal sebagai jalur fekal-oral).
Infeksi cacing kremi misalnya, biasanya terjadi karena menyentuh telur yang diletakkan di sekitar anus, lalu tanpa sadar terbawa ke mulut.
Seseorang juga bisa tidak sengaja menelan telur cacing gelang saat menyiapkan makanan atau menyentuh tanah yang tercemar. Setelah masuk ke tubuh, telur tersebut akan menetas di dalam usus.
Untuk jenis cacing gelang lainnya, telur bisa tersembunyi di dalam makanan yang dikonsumsi. Dalam beberapa kasus, larva bahkan dapat masuk langsung melalui kulit.
Apa pun jalur masuknya, sebagian besar cacing gelang akhirnya akan bermuara di usus dan menimbulkan infeksi atau penyakit.
Siapa saja yang berisiko terkena cacing gelang?
Siapa pun bisa terkena cacing gelang. Infeksi cacing gelang lebih umum terjadi pada anak-anak dan orang-orang yang:
- Hidup dalam kemiskinan, terutama di wilayah terbelakang di dunia.
- Tinggal di daerah beriklim hangat.
- Tinggal di suatu lembaga, seperti penjara atau fasilitas kesehatan mental.
- Tidak menerapkan kebersihan yang baik.
(suc/suc)