Jakarta -
Antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan bakal dinaikkan menjadi delapan kali, buntut tingginya angka kematian ibu dan anak. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut perubahan ini menyesuaikan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Angka kematian bayi di Indonesia tercatat lebih dari 30 ribu dalam setahun. Ketiga pemicu terbanyak adalah sepsis, gangguan pernapasan, dan kelainan bawaan (kongenital), yang menurutnya bisa dicegah dengan penilaian risiko sedini mungkin sebelum persalinan.
"Soal kematian ibu dan anak yang masih tinggi, ini ANC-nya kita akan naikkan, ANC di kita itu sebelumnya 6 kali, itu kita naikkan menjadi 8 kali sesuai standar WHO," beber Menkes dalam peringatan World Patient Safety Day 2025, Selasa (19/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya kita bisa lihat secara lebih dini, karena ada waktu 9 bulan untuk menjaga kesehatan si ibu dan bayi, kalau 9 bulan nggak ketemu ini keterlaluan kita, karena secara science bisa dicegah," lanjutnya.
Kenaikan jumlah pemeriksaan ibu hamil demi mencegah risiko kematian saat persalinan. Walhasil, saat ini hampir setiap bulan ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan.
Menkes juga akan mengatur regulasi persalinan agar tidak selalu melahirkan di rumah sakit. Persalinan normal diarahkan untuk bisa dilakukan dengan bidan, berkoordinasi bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Dalam pengkategorian, bidan diberikan bintang tertentu sesuai kemampuannya, untuk bisa melakukan persalinan normal. Bila dalam empat kali pemeriksaan, nihil risiko yang ditemukan pada bayi dan si ibu, persalinan diarahkan untuk dilakukan dengan bidan.
Lain halnya bila ditemukan risiko sedang hingga tinggi karena komplikasi dan kondisi bayi, disarankan untuk melakukan persalinan dengan dokter di fasilitas kesehatan puskesmas hingga rumah sakit.
"Dari 6 jadi 8, jadi hampir setiap bulan periksa kondisi bayinya. Diharapkan nanti kita bisa mengkategorisasikan secara lebih dini, ini kondisi normal biar bidan yang urus, ini agak berisiko, dokter yang handle, berisiko tinggi digeser langsung ke rumah sakit," pungkasnya.
(naf/naf)