
Polytron resmi melakukan perakitan mobil listrik pertamanya yakni G3 dan G3+ di fasilitas pabrik milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) secara semi-knocked down (SKD).
Hariono, Chief Executive Officer (CEO) Polytron menyebut bahwa perakitan lokal Polytron menjadi wujud komitmen dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
“Dengan dimulainya produksi di Purwakarta ini, Polytron mempertegas keseriusannya membangun ekosistem kendaraan listrik nasional, bukan hanya sebagai produk, tetapi sebagai investasi jangka panjang yang didukung oleh fasilitas produksi, kualitas manufaktur, dan layanan purna jual komprehensif,” ungkap Hariono dalam keterangan resminya.

Investasi Polytron di pabrik PT HIM bukan sekadar lini produksi. Melainkan meliputi perangkat Dyno Test untuk kendaraan Front Wheel Drive (FWD), Rear Wheel Drive (RWD), dan All Wheel Drive (AWD).
Lebih dari itu, tersedia pula fitur real-time battery temperature monitoring yang diterapkan selama proses performace test. Pengujian itu bertujuan untuk memantau performa dan keamanan kendaraan agar selalu optimal.
Adapun tahap pengujian kendaraan listrik Polytron diawali dari setelah pemasangan baterai, proses perakitan, uji kebocoran air, serta tahap Pre Delivery Center sebelum mobil dikirim.

PT HIM menyiapkan lini produksi khusus Polytron dengan kapasitas maksimal mencapai 30 ribu unit per tahun. Pada lini perakitan Polytron, tersedia alat canggih yang terdiri dari Vacuum Filling Machines, Dynamic Performance Test Equipment, Safety Testing Equipment, hingga ADAS Calibration Equipment.
Mobil listrik perdana Polytron ini hadir dalam dua tipe, yakni G3+ dan G3. Keduanya dipasarkan dalam skema pembelian sewa baterai atau kepemilikan utuh dengan baterai.
Polytron G3 ditawarkan seharga Rp 299 juta dengan skema sewa baterai dan Rp 419 juta untuk harga normal. Sementara, Polytron G3+ dibanderol Rp 339 juta dengan skema sewa baterai dan Rp 459 juta dengan baterai.