Masyarakat Kota Semarang heboh usai sesosok mayat laki-laki ditemukan di reservoir Siranda. Padahal, reservoir itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran air bersih PDAM ke warga.
Mayat yang diketahui bernama Dion Kusuma Pratama (21) ditemukan pada 16 Agustus 2025. Diduga ia sudah tewas lebih dari dua minggu di dalam reservoir. Korban juga diduga dalam kondisi mabuk sebelum ditemukan tewas.
Dion sebelumnya dilaporkan hilang pada 31 Juli 2024 oleh pihak keluarga. Polisi melacak dan akhirnya mengetahui Dion masuk ke dalam reservoir dan ia sudah tewas ketika ditemukan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, berdasarkan hasil rekaman CCTV, pada 30 Juli 2024 malam, korban terlihat datang ke reservoir berbonceng tiga menggunakan motor. Korban duduk di tengah diapit oleh kedua rekannya.
"Sesampainya di dekat lokasi, korban diturunkan dan ditinggal oleh kedua rekannya yang boncengan tadi. Korban yang masih sempoyongan kemudian sempat terlihat berjalan di sekitar lokasi hingga kemudian hilang dari pantauan CCTV," ujar Artanto di reservoir Siranda, Jumat (22/8).
Sampai saat ini, polisi sudah memeriksa delapan orang saksi untuk mengungkap kasus ini. Selain itu, jasad korban juga sudah dilakukan autopsi.
"Sebagai bahan penyelidikan hingga saat ini pihak penyidik dari Polrestabes Semarang telah memeriksa delapan orang saksi. Kami juga melakukan Visum et Repertum (VER), diharapkan hasilnya nanti akan jadi petunjuk bagi penyidik untuk mengungkap kasus tersebut," jelas dia.
Reservoir 2 Bulan Tak Digunakan, Hanya Cadangan
Terkait keresahatan masyarakat tentang penggunaan air ini, Artanto menjelaskan, Reservoir Siranda sudah dua bulan lebih tidak digunakan untuk mengaliri jaringan air PDAM. Ia pun meminta masyarakat jangan khawatir.
"Dengan keterangan ini kami harap dapat meluruskan informasi yang beredar di masyarakat bahwa tidak benar jika air PDAM yang tercemar mayat dialirkan ke pelanggan. Dengan demikian kami harap masyarakat terutama pelanggan PDAM tidak perlu khawatir akan kualitas air yang digunakan," ungkap Artanto.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Yudi Indardo memastikan masyarakat tidak terdampak oleh air bercampur mayat itu. Sebab reservoir Siranda merupakan reservoir cadangan yang terakhir digunakan pada 5 Juli 2025.
"Reservoir Siranda sejak bulan Maret 2025 hanya digunakan sebagai cadangan. Terakhir digunakan pada tanggal 5 Juli 2025 untuk back up kepada sekitar 3.000 pelanggan atau 1,5 persen dari total pelanggan PDAM Kota Semarang karena ada perbaikan sistem di Semarang Barat. Itu pun hanya digunakan selama 7-8 jam saja, dan sejak saat itu tidak digunakan lagi hingga terjadi kasus penemuan mayat tersebut," tegas Yudi.
Ia juga menyebut, tidak ada penjaga yang standby di Reservoir Siranda selama 1x24 jam karena sifatnya hanya cadangan. Pengecekan mendalam bersama teknisi hanya dilakukan pada saat Reservoir Siranda akan digunakan sebagai back up ke pelanggan.
"Pengecekan terakhir dilakukan pada tanggal 5 Juli 2025 pada saat akan digunakan sebagai cadangan ketika ada perbaikan. Jadi selama tanggal 29 atau 30 Juli sejak korban dilaporkan hilang hingga ditemukan tewas pada tanggal 16 Agustus 2025, Reservoir Siranda tidak digunakan," imbuh Yudi.
Atas kejadian penemuan mayat tersebut, Reservoir Siranda telah dikuras dan dibersihkan dengan disinfektan. Air yang tercemar mayat juga dibuang melalui pipa saluran pembuangan yang terpisah dengan pipa saluran pengairan.<...