Fakta Baru Tragedi Pesta Rakyat Maut di Garut

2 weeks ago 17
Masyarakat Garut berdesak-desakan di pesta rakyat merayakan pernikahan Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, anggota DPRD Jabar sekaligus anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) Foto: Dok. IstimewaMasyarakat Garut berdesak-desakan di pesta rakyat merayakan pernikahan Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, anggota DPRD Jabar sekaligus anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) Foto: Dok. Istimewa

Pesta rakyat perayaan pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra (Ula), putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Lufthfianisa Putri Karlina, Wakil Bupati Garut yang juga anak Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto berakhir tragis. Pesta yang punya tujuan berbagi kebahagiaan itu justru berujung maut.

Ada 3 orang tewas dalam peristiwa ini. Sebab, masyarakat berebut masuk ke Pendopo Garut untuk turut serta dalam pesta rakyat itu.

Tadinya, pesta rakyat akan menyuguhkan sejumlah pertunjukan kesenian hingga jajanan dari para pedagang usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).

kumparan telah merangkum sejumlah fakta dari peristiwa tragis ini. Berikut sejumlah fakta terbaru.

Dedi Mulyadi Pastikan Pesta Rakyat Garut yang Ricuh Tak Pakai Anggaran Pemda

Dedi Mulyadi turut bicara terkait pesta ini. Ia memastikan, tak ada keterlibatan pemerintah terkait pesta ini begitu pula dengan anggarannya.

"Tidak ada kaitan dengan anggaran pemerintah dan tidak melibatkan pemerintah," kata Dedi kepada kumparan, Sabtu (19/7).

Dedi melanjutkan, "Ini acara pribadi makanya (pertunjukan) kesenian pun adalah kesenian yang pribadi, tidak pemerintah."

Sementara itu, tiga orang tewas pada kericuhan ini. Berikut daftarnya:

  • Vanian Aprilia (8 tahun), warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.

  • Dewi Jubaedah (61 tahun), warga ber-KTP Jalan Lontar II, Koja, Jakarta Utara.

  • Brigadir Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota Polres Garut.

 Dok. Humas Pemprov JabarGubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar

Korban Luka Pesta Rakyat Garut 30 Orang, 1 Retak Tulang Kaki

Korban dalam tragedi pesta rakyat maut di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bertambah menjadi 30 orang. Data ini dikeluarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut pada Sabtu (19/7) sore.

30 Korban ini termasuk 3 orang yang meninggal dunia. Sementara satu korban luka mengalami retak tulang di bagian kaki.

"Penambahan ini karena mereka yang menjadi korban sempat pulang, namun kemudian merasa sakit sehingga akhirnya datang ke rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, Sabtu (19/7).

“Jadi dari 30 orang itu, tiga orang meninggal dunia, dan lima orang masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet. Mereka yang masih dirawat rata-rata memiliki penyakit bawaan seperti jantung dan asma,” sambungnya.

Leli mengungkapkan, dari puluhan orang yang menjadi korban, kebanyakan karena sakit akibat terjatuh hingga terhimpit. Tidak sedikit di antara korban yang harus menjalani rontgen hingga USG.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui ada salah satu korban yang mengalami retak di bagian kakinya.

“Usia korban dewasa, 50 tahun, dan untuk korban tersebut akan kami lakukan penanganan lebih lanjut,” ungkap Leli.

Polda Jabar Investigasi Pesta Rakyat Maut Garut, Periksa EO

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (Kapolda Jabar), Irjen Pol Rudi Setiawan, mengatakan pihaknya akan menginvestigasi pesta rakyat maut di Kabupaten Garut.

Rudi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) pada Jumat malam (18/7), bahkan sempat memimpin kegiatan Olah TKP di sekitar Alun-Alun dan Babancong (Pendopo) Garut.

Rudi mengatakan bahwa pasca-insiden tersebut, pihaknya dipastikan akan melakukan pendalaman dan investigasi. Pihaknya sudah mempelajari seluruhnya kaitan dengan kegiatan tersebut.

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di Polres Garut, Jumat (18/7). Foto: Dok. IstimewaKapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di Polres Garut, Jumat (18/7). Foto: Dok. Istimewa

"Tentunya kami juga akan melakukan pendalaman, akan melakukan investigasi tentang peristiwa ini terjadi sehingga mengakibatkan ada tiga yang meninggal dunia," ujar Rudi, Jumat malam (18/7).

Rudi melanjutkan, "Kami sudah pelajari semua dengan internal Polres Garut, jadi sebagaimana biasanya, setiap kegiatan masyarakat itu kita melakukan pengamanan."

Dalam penyelidikan ini, polisi telah memeriksa Event Organiser (EO).

"Yang sebagaimana saya sampaikan, karena tadi ada orang yang meninggal, ada peristiwa yang menimbulkan gangguan secara teknis, polisi akan melakukan penyelidikan mengungkap apakah ada unsur kelalaian atau tidak. Dan nanti siapa yang paling bertanggung jawab terhadap peristiwa ini," ucapnya.

"Secepatnya kita mengumpulkan informasi-informasi lain, sehingga nanti adanya pemanggilan atau proses penyelidikan penyelidikan kita sudah mempunyai data yang cukup," kata Rudi.

Ula dan Putri Minta Maaf atas Insiden Pesta Rakyat yang Tewaskan 3 Orang

Pasangan yang sejatinya tengah dalam masa bahagia ini minta maaf atas jatuhnya korban.

Pesta rakyat menyambut pernikahan Ula-Putri itu rencananya digelar di Pendopo Garut pada Jumat malam (18/7). Nah, siang harinya, masyarakat telah ramai memadati area pendopo, sehingga kondisi menjadi ricuh hingga 3 orang tewas.

"Saya bersama istri mengucapkan belasungkawa untuk keluarga yang ditinggalkan, ayah yang meninggalkan anak-anaknya, anak yang meninggalkan orang tuanya, untuk ibu yang meninggalkan anak beserta suaminya. Berat rasanya memang melihat situasi yang terjadi," kata Maula di Rumah Dinas Wabup Garut, Sabtu (19/7).

Maula Akbar Mulyadi Putra (Ula), anggota DPRD Jabar anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan istrinya, Luthfianisa Putri Karlina, Wabup Garut anak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan keterangan pers pada Sabtu (19/7). Foto: Dok. kumparanMaula Akbar Mulyadi Putra (Ula), anggota DPRD Jabar anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan istrinya, Luthfianisa Putri Karlina, Wabup Garut anak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan keterangan pers pada Sabtu (19/7). Foto: Dok. kumparan

Ula mengatakan bahwa ia bersama istrinya sangat terpukul dengan tragedi kemarin karena apa yang terjadi adalah sesuatu hal yang tidak diharapkan.

"Tapi mungkin fakta di lapangan berbicara berbeda, di luar ekspektasi kami berdua atau pun bersama tim kami," katanya.

Ula itu menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar kemarin adalah niat baik dari mereka dengan tujuan untuk membahagiakan warga, termasuk dari luar Garut.

Ula soal Pesta Rakyat Garut: Niat Kami Bagi Makanan ke Warga yang Nunggu Hiburan

Ula menjelaskan, mereka tak punya niat menggelar pesta rakyat itu. Mereka hanya ingin membagikan makan kepada warga yang menunggu acara hiburan, yang sejatinya digelar malam hari.

“Niat kami hanya ketika warga sudah mulai berkumpul pada siang hari kemarin, menunggu kegiatan hiburan malam yang diadakan oleh orang tua, kami berpikir daripada warga cuma menunggu berdiri dan juga makanan masih banyak, ya sudah lah kita berikan saja kepada semua warga yang nunggu,” kata Ula, dalam video yang diterima, Sabtu (19/7).

Anak sulung putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi itu mengaku cukup kaget saat kericuhan terjadi.

Masyarakat Garut berdesak-desakan di pesta rakyat merayakan pernikahan Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, anggota DPRD Jabar sekaligus anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025). Foto: Dok. IstimewaMasyarakat Garut berdesak-desakan di pesta rakyat merayakan pernikahan Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, anggota DPRD Jabar sekaligus anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025). Foto: Dok. Istimewa

“Dalam konsep saya bersama istri, itu (kegiatan makan) dilakukan secara terbuka tanpa ada penutupan, tanpa ada penyekatan, tanpa ada pengumuman. Jikalau rekan-rekan yang melihat ada flyer yang memang bertuliskan balakecrakan di jam 13.00 WIB itu bukan untuk kegiatan tersebut,” kata dia.

Dan selain itu juga, ia menyampaikan bahwa kegiatan kemarin seharusnya melibatkan pegiat UMKM.

“Kebetulan istri saya memang fokus terhadap UMKM, rekan-rekan meminta agar diadakan lapak-lapak car free night,” katanya.

“Maka dari itu ditulis lah balakecrakan, artinya bukan makan gratis. Makan gratis itu yang saya ketahui terciptanya baru jam 12.30 siang, setelah jumatan barulah ramai di media sosial adanya makan gratis, bukan balakecrakan,” sambungnya.

Putri dan Ula Siap Tanggung Jawab soal Insiden Pesta Rakyat Maut di Garut

Ula dan Putri siap bertanggung jawab atas insiden ini. Sementara mereka menyerahkan sepenuhnya proses pengusutan insiden ini kepada polisi.

“Bukan maksud dan tujuan kita untuk mencari siapa yang salah tapi tentang bagaimana saya dan suami saya sebagai pemangku hajat bertanggung jawab terutama terhadap korban, keluarga korban yang ditinggalkan,” kata Putri, Sabtu (19/8).

Putri menyampaikan bahw...

Read Entire Article