
Polda Metro Jaya baru saja merampungkan Operasi Berantas Jaya 2025, yang mengincar dan membereskan preman-preman dan berbagai bentuknya di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Selanjutnya, mereka mengarahkan perhatian untuk menekan kasus tawuran hingga akan membina Pak Ogah.
Dalam konferensi pers Operasi Berantas Jaya, polisi belum menjabarkan rinci bagaimana mereka akan menekan angka tawuran. Sejauh ini, polisi hanya mengingatkan.
"Termasuk juga tidak hanya aksi-aksi preman, tawuran juga masih marak, tentunya kita juga harapannya adalah masalah pembinaan kepada anak-anak ataupun masyarakat supaya tidak mudah terprovokasi dalam ajakan-ajakan hal yang negatif yang tentunya perlu kita sadarkan," ucap Kepala Biro Operasi (Karoops) Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/5).
Mereka minta bantuan masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pendidikan untuk bersama mencegah tawuran.

Sementara itu, soal Pak Ogah, polisi meminta agar mereka tak mengikuti langkah-langkah premanisme. Yakni melakukan pemerasan terhadap pengguna jalan.
"Seperti contohnya adalah Pak Ogah, ini tentunya kita hanya bisa mengingatkan, membina, mengarahkan supaya tidak sampai melakukan hal-hal yang serupa yang tentunya meresahkan daripada pengguna-pengguna jalan," kata Wijatmika.
Lebih lanjut, polisi juga akan membina pak Ogah. Sebab, mereka berkaitan dengan aktivitas masyarakat sehari-hari terutama soal lalu lintas.
"Pak Ogah tersebut tidak tahu tentang bagaimana mekanisme pengaturan lalu lintas, ataupun upaya-upaya pemerasan dengan pungli. Tentunya juga perlu cukup kita lakukan pembinaan saja," tutup Wijatmika.