Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut perusahaan-perusahaan farmasi untuk menurunkan harga obat-obatan mereka yang beredar di Negeri Paman Sam. Jika tidak perusahaan akan terkena sanksi yang belum dijelaskan Trump hingga saat ini.
Melansir CNBC, Sabtu (2/8/2025), Gedung Putih melaporkan Trump telah mengirimkan surat kepada 17 perusahaan farmasi besar untuk segera menguraikan langkah-langkah nyata dalam upaya menurunkan harga obat resep AS ke tingkat yang lebih rendah.
Perusahaan yang menerima surat tersebut adalah AbbVie, Amgen, AstraZeneca, Boehringer Ingelheim, Bristol-Myers Squibb, Eli Lilly, EMD Serono, Roche, Gilead, GSK, Johnson & Johnson, Merck, Novartis, Novo Nordisk, Pfizer, Regeneron, dan Sanofi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan diberitahu bahwa mereka harus memberikan harga yang paling disukai masyarakat (most favored nation/MFN) kepada semua pasien Medicaid, program kesehatan AS untuk pasien berpenghasilan rendah. Di mana uraian langkah-langkah penurunan harga obat ini harus sudah diserahkan paling lambat pada 29 September mendatang.
Jika tidak Trump mengancam pemerintah AS akan mengerahkan setiap kemampuan yang dimilikinya untuk 'melindungi keluarga Amerika dari praktik penetapan harga obat yang terus-menerus dan tidak adil', tanpa menjelaskan tindakan apa saja yang akan diambil.
"Mereka juga diberi tahu agar tidak menawarkan obat-obatan ke pasar maju lainnya dengan harga lebih baik daripada harga yang ditawarkan di AS, dan bahwa mereka harus menjual obat-obatan langsung ke pasien AS, sehingga menghilangkan perantara apotek yang dikenal sebagai manajer manfaat farmasi (PBM)," tulis CNBC dalam laporannya.
Imbas ultimatum dari Trump tersebut, nilai saham perusahaan-perusahaan sektor kesehatan anjlok selama perdagangan Jumat (1/8) kemarin. Misalkan saja ada Novo Nordisk, perusahaan pembuat Wegovy yang nilai sahamnya turun 5% pada perdagangan pagi waktu setempat, dan diperdagangkan 1,3% lebih rendah pada pukul 11.15 waktu London.
"Trump telah lama mengecam perusahaan farmasi atas apa yang disebutnya sebagai praktik penetapan harga yang tidak adil, sebelumnya mengatakan bahwa ia berencana untuk menurunkan harga di AS sebesar 80%," terang CNBC.
Bahkan pada Mei 2025 kemarin, Trump sudah menandatangani perintah eksekutif untuk menurunkan biaya obat-obatan dengan mengikat harga beberapa obat di AS dengan harga yang jauh lebih rendah di luar negeri berdasarkan kebijakan MFN.
Pengumuman terbaru ini muncul ketika industri farmasi juga menuntut kejelasan tentang potensi pengenaan tarif di seluruh industri hingga 200%.
(igo/eds)