Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (1/8/2025) menyerukan Dewan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral AS mengambil alih kewenangan Ketua The Fed, Jerome Powell.
Trump juga mengkritik pimpinan bank sentral AS itu karena tidak menurunkan suku bunga jangka pendek.
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut Powell keras kepala. Selama beberapa bulan terakhir, Powell menjadi sasaran serangan verbal tajam dari presiden Partai Republik tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Fed bertanggung jawab menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja. Powell mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tetap sepanjang tahun ini, dengan alasan para pejabat The Fed perlu melihat terlebih dahulu dampak tarif besar-besaran yang diberlakukan Trump terhadap inflasi.
"Dewan harus mengambil alih kendali dan melakukan apa yang semua orang tahu harus dilakukan!" tegas Trump untuk menekan Powell segera menurunkan suku bunga, dikutip dari AP News, Sabtu (2/8/2025).
Dua dari tujuh gubernur The Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, pada Jumat menyatakan bahwa mereka memandang tarif tersebut hanya berdampak satu kali pada harga, sementara pasar tenaga kerja kemungkinan akan melemah.
Keduanya pun menyatakan perbedaan pendapat dalam rapat The Fed pada Rabu, mendorong pemotongan suku bunga ringan, meski masih di bawah level yang diinginkan Trump.
Meski Trump mengklaim ekonomi AS sedang melesat, ia menyambut baik pandangan mereka serta menyebut perbedaan pendapat keduanya sebagai sikap tegas. Setelah The Fed mengumumkan pada Jumat sore bahwa Gubernur Adriana Kugler akan mengundurkan diri pekan depan, Trump mengatakan Powell seharusnya melakukan hal yang sama.
"Dia tahu Powell mengambil langkah keliru soal suku bunga. Dia pun sebaiknya mundur!" tulis Trump di media sosial.
Laporan ketenagakerjaan pada Jumat menunjukkan perekonomian yang melambat tajam, dengan hanya 73.000 lapangan kerja baru tercipta pada Juli, sementara revisi ke bawah membuat total untuk Juni dan Mei turun menjadi masing-masing 14.000 dan 19.000.
Trump memandang penurunan suku bunga akan memacu pertumbuhan yang lebih kuat dan menekan biaya bunga, baik bagi pemerintah federal maupun pembeli rumah. Presiden berpendapat hampir tidak ada inflasi, meski ukuran inflasi pilihan The Fed saat ini berada di tingkat tahunan 2,6%, sedikit di atas target 2%.
Trump menyerukan pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 3 poin persentase, yang akan memangkas drastis dari rata-rata saat ini 4,33%. Namun, pemangkasan sebesar itu berisiko membanjiri perekonomian dengan likuiditas yang sulit diserap, yang pada akhirnya dapat memicu percepatan inflasi.
Mahkamah Agung dalam putusan Mei lalu menyatakan Trump tidak dapat memberhentikan Powell hanya karena perbedaan kebijakan. Hal ini membuat Gedung Putih mencari tahu apakah Ketua The Fed bisa diberhentikan dengan alasan melalui dalih pembengkakan biaya proyek renovasi gedung The Fed senilai US$ 2,5 miliar.
Masa jabatan Powell sebagai ketua akan berakhir pada Mei 2026, saat Trump dapat menempatkan kandidat pilihannya yang disetujui Senat di posisi tersebut.
(ily/hns)