
Lembaga survei Median pada Senin (30/6) merilis hasil penemuannya terkait pandangan publik soal solusi dua negara (two state solution) Palestina-Israel. Dalam temuan Median, Israel menjadi negara yang paling tidak disukai publik dengan persentase 60,8%.
"5 negara yang paling tidak disukai publik ialah: (1) Israel 60,8%; (2) Amerika Serikat 9,2%; (3) India 5,5%; (4) Kamboja 4,6%; (5) China 3,1%," ungkap temuan Median.
Tak hanya itu, survei juga mencari tahu pendapat publik soal kemungkinan hubungan diplomatik Indonesia-Israel. Isu ini mencuat di akhir April, ketika Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Saat itu, Prabowo menyatakan membuka kemungkinan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, dengan syarat Israel mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
"Terkait pernyataan bersama Presiden Prabowo dan Macron akan kemungkinan Indonesia mengakui dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel hanya bila Israel mengakui kemerdekaan Palestina, sementara ini opini publik masih sangat buruk terhadap rencana itu," tulis keterangan Median.
74,9% responden menyatakan Indonesia tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik atau mengakui Israel. Sementara 20,7% responden menilai Indonesia mungkin bisa membuka hubungan diplomatik dengan Israel, asalkan dengan syarat-syarat tertentu.
Terkait dengan syarat untuk mengakui Israel, sebanyak 13,0% responden sepakat syaratnya adalah Israel harus mengakui kemerdekaan Palestina dan 7,8% responden menyatakan Israel harus menghentikan perang di Palestina.
Di sisi lain, ada juga responden yang menyatakan syarat untuk mengakui Israel adalah jika Israel berhenti menyerang Iran atau berhenti berperang dengan negara tetangga.
"Data menunjukkan publik sepertinya bukan hanya terpengaruh oleh konflik Israel-Palestina, namun juga terpengaruh oleh situasi perang Israel-Iran yang baru saja terjadi," kata temuan Median.
Survei ini dilakukan dengan menyebar kuesioner berbasis Google Form yang disebarkan di media sosial, dengan target pengguna aktif media sosial berusia 17-60 tahun. Metode yang digunakan adalah rancangan Non Probability Sampling.
Proses pengambilan data dilakukan pada 12-18 Juni dan terkumpul sebanyak 907 responden.