Purbaya Minta Maaf Sempat Salah Ngomong, Sebut Dirinya Menteri Kagetan

1 week ago 4

Jakarta -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan salah ucap dan kata. Hal ini menyusul sejumlah pernyataannya usai dilantik Presiden Prabowo Subianto kemarin yang menuai sorotan publik.

Salah satu pernyataannya tersebut ialah saat dirinya menanggapi 17+8 tuntutan rakyat yang disuarakan oleh masyarakat sipil dalam beberapa waktu terakhir.

"Jadi, saya kemarin itu ada kesalahan, saya mohon maaf ke depan agar lebih baik lagi," kata Purbaya dalam Konferensi Pers usai Sertijab di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purbaya Sebut Jadi Menteri Kagetan

Purbaya meminta agar masyarakat memaklumi posisinya sebagai pejabat baru. Pada kala itu ia juga masih sangat terkejut atas penunjukannya sebagai menteri.

Menurutnya, posisi sebagai menteri sangat berbeda dengan saat dia menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pada kala itu, tidak ada yang memonitor secara intens ucapan maupun perbuatannya.

"Ini kan saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan, jadi kalo ngomong katanya kalo kata Bu Sri Mulyani gayanya Koboi," ujar Purbaya sembari tersenyum.

"Waktu di LPS sih nggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata kalau di keuangan beda Bu (Sri Mulyani), salah ngomong dipelintir sana-sini," sambungnya.

Purbaya juga mengucapkan terima kasih kepada Sri Mulyani yang telah mengabdikan diri di Kementerian Keuangan dengan prestasinya luar biasa. Menurutnya, Sri Mulyani telah membagun pondasi yang kokoh untuk fiskal indonesia selama beberapa puluh tahun terakhir.

"Mudah-mudahan saya bisa meneruskan apa yang ibu sudah buat dan saya mohon doa dan bimbingannya ke depan," kata Purbaya.

Respons Purbaya soal Tuntutan 17+8

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa merespons terkait tuntutan 17+8 yang disuarakan masyarakat. Purbaya mengatakan belum mempelajari secara keseluruhan tuntutan tersebut. Dia menilai tuntutan itu datang dari sebagian kecil rakyat yang hidupnya terganggu dan masih kurang.

"Itu suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu hidupnya, masih kurang ya," kata Purbaya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

Menurut Purbaya, tuntutan itu akan hilang jika ia berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Jika ekonomi mencapai angka 6-7%, masyarakat dinilai tidak akan demo karena sibuk bekerja dan makan enak.

Purbaya memastikan akan mengarahkan ekonomi untuk bergerak ke angka 8% sesuai target Presiden Prabowo Subianto. Ia ingin membuat fiskal mempunyai daya dorong yang optimal untuk perekonomian.

Simak juga Video 'Sri Mulyani Resmi Serahkan Jabatan Menkeu ke Purbaya Yudhi':

(shc/ara)

Read Entire Article