IPPA Fest 2025 Hadirkan Kreativitas Warga Binaan di PIK 2

2 days ago 2

Jakarta -

Suasana semarak kembali terasa saat Indonesian Prison Products and Art Festival (IPPA Fest) 2025 resmi dibuka sebagai ajang menyambut HUT RI dan apresiasi terhadap karya kreatif warga binaanlapas. Pameran ini semakin meriah dengan hadirnya kolaborasi lintas sektor antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS), Agung Sedayu Group, UMKM seperti ibu-ibu Seruni, hingga karya yang dihadirkan warga binaan dari berbagai penjuru Indonesia.

Acara pembukaan IPPA Fest 2025 digelar di kawasan PIK 2, Tangerang, Banten, pada Jumat (8/8/2025), yang berlangsung meriah sejak siang hari. Seusai menggunting pita sebagai tanda peresmian acara, Menteri IMIPAS Agus Andrianto menerima sambutan hangat berupa pertunjukan tari Bali yang ditampilkan oleh warga binaan dari Lapas Perempuan Tangerang.

Advertising & Promotion Director Agung Sedayu Group Miranda Dyah Widiastuti K menyampaikan bahwa kolaborasi antara Agung Sedayu Group (ASG) dan Kementerian IMIPAS dalam menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum yang sangat berarti. Ia menilai kerja sama ini tak hanya memperkuat sinergi lintas sektor, tetapi juga menjadi bentuk nyata dukungan terhadap proses pembinaan warga binaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini satu kebanggaan luar biasa bagi kami dari Agung Sedayu Group yang menaungi Aloha. Dalam momen memperingati 17 Agustus yang merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia, kita bisa menjadi saksi sejarah bagaimana para warga binaan yang pernah melakukan kesalahan di masa lalu, diberi kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Itu tentu sejalan dengan semangat kemerdekaan," ujar Miranda dalam acara IPPA Fest 2025, Jumat (8/8/2025)

Tak hanya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, IPPA Fest 2025 juga berbarengan dengan ulang tahun kedua Aloha. Menurutnya, hal ini menjadikan pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut sebagai momen yang sangat spesial. Ia juga mengapresiasi keikutsertaan 33 kantor wilayah (kanwil) dari seluruh Indonesia yang memamerkan karya warga binaan, sekaligus berharap agar hasil karya tersebut bisa menembus pasar yang lebih luas.

"Tempat ini dipilih untuk event tiga hari IPPA Fest 2025, di mana 33 kanwil se-Indonesia datang membawa karya-karya para warga binaan untuk dipamerkan di sini, kami pun mendoakan semoga karya-karya ini bisa mendapatkan kesempatan untuk dipasarkan dan masuk ke dalam market yang lebih luas lagi, dibeli bukan karena rasa iba, tetapi karena kualitasnya memang sangat baik," tuturnya.

Melihat langsung karya-karya warga binaan, Miranda mengaku terkesan. Ia menilai kualitas produk yang ditampilkan sudah baik dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama jika didukung strategi pemasaran yang tepat.

"Hasilnya bagus, namun masih ada yang harus ditingkatkan lagi, tapi memang membutuhkan marketing yang baik supaya bisa masuk ke pasar yang lebih luas," kata Miranda.

Ia juga optimistis terhadap potensi peningkatan jumlah pengunjung selama tiga hari penyelenggaraan festival. Menurutnya, promosi yang telah dilakukan oleh Aloha dan Kementerian IMIPAS berperan besar dalam menarik antusiasme masyarakat.

"Promosi sudah kami mulai sejak seminggu yang lalu, baik melalui media sosial maupun media lainnya, kami juga didukung oleh IMIPAS yang melakukan promosi lewat saluran medianya. Dan kita bisa lihat sendiri, sambutannya luar biasa, antusiasmenya luar biasa," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri IMIPAS Agus Andrianto mengatakan bahwa pameran ini sejalan dengan arah kebijakan Presiden, berbagai program pembinaan dan pemberdayaan terus dilakukan untuk memastikan keadilan sosial bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk warga binaan.

"Tentunya ini sejalan dengan apa yang menjadi arah kebijakan Bapak Presiden, mulai dari beras gratis yang kini telah dirasakan hampir 6,8 juta penerima manfaat, hingga pendirian Koperasi Merah Putih di 80.081 kawasan kota di Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi turut hadir memberikan sambutan. Dalam pidatonya, ia menyoroti tema 'Merdeka Beraktivitas Walau Tempat Terbatas' sebagai simbol semangat kebebasan dalam berkarya, meskipun warga binaan hidup dalam keterbatasan ruang gerak di balik tembok lembaga pemasyarakatan.

"Tema ini memiliki makna bahwa meskipun warga binaan memiliki keterbatasan ruang gerak, namun semangat dan daya cipta mereka tidak terbatas," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan IPPA Fest 2025 bertujuan mendorong pembinaan yang lebih produktif bagi warga binaan sekaligus menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil karya mereka kepada masyarakat luas.

"Kegiatan ini disengajakan sebagai bagian dari peringatan kemerdekaan, dengan tujuan mendorong kewirausahaan, mempromosikan hasil karya warga binaan kepada masyarakat, melaksanakan pembinaan di tengah masyarakat, dan menyemarakkan kemerdekaan dengan semangat pembaruan dalam pemasyarakatan," katanya.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Otto Hasibuan, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Miguyanto, dan Wakil Ketua Komisi XIII DPR, Dewi Asmara.

Peserta festival ini terdiri dari 627 UPT dari 33 kantor wilayah pemasyarakatan. Mereka menampilkan karya lukis, fashion batik, kuliner, dan produk UMKM kreatif lainnya. Hasil karya tersebut dipamerkan dan dapat dibeli oleh masyarakat yang hadir. Jumlah produk 7.519 dan 120 lukisan karya warga binaan juga turut dipamerkan.


(akn/ega)

Read Entire Article