Kabar duka datang dari komedian dan presenter Mpok Alpa, Jumat (15/8/2025). Mpok Alpa meninggal dunia usai bergelut melawan penyakit kanker.
Berita ini disampaikan oleh rekannya, Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di acara FYP Trans 7. Mpok Alpa menghembuskan napas terakhirnya di usia 38 tahun.
"Jadi memang dia ini sakit kanker ya sudah beberapa bulan ini mengeluh sakit karena penyakit yang diidapnya," ungkap Raffi Ahmad di FYP, Trans7, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raffi Ahmad bercerita, rekannya tersebut sudah menjalani pengobatan kanker sejak hamil anak kembar. Belum diketahui jenis kanker apa yang dialami Mpok Alpa.
Sebenarnya Mpok Alpa sudah mengidap penyakit tersebut sejak lama. Namun, teman-temannya menutupi hal tersebut demi menjaga privasi Mpok Alpa.
"Kita menjaga privasi Mpok Alpa. Dia nggak mau kondisinya diketahui banyak orang," kata Irfan Hakim, pada Jumat (15/8/2025).
"Memang keinginan almarhumah untuk menjaga semuanya," timpal Raffi.
Menyoal Penyakit Kanker
Kanker adalah penyakit yang bisa bermula di hampir semua organ atau jaringan tubuh saat sel-sel abnormal tumbuh tidak terkendali, melampaui batas normalnya, dan menyerang tubuh di sekitarnya dan atau menyebar ke organ lain.
Proses yang terakhir ini disebut metastasis dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Neoplasma dan tumor ganas adalah sebutan umum lainnya untuk kanker.
Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di dunia, dengan perkiraan 9,6 juta kematian, atau 1 dari 6 kematian, pada tahun 2018.
Kanker yang Sering Dialami Wanita
Ada dua jenis kanker dengan kasus terbanyak dialami wanita di Indonesia, yaitu kanker serviks dan payudara. Kedua jenis kanker ini juga menjadi salah satu perhatian utama Kementerian Kesehatan.
Ini juga menjadi masalah besar mengingat kanker seringkali terlambat terdeteksi, sehingga pasien lebih sulit sembuh dan kualitas hidup menurun.
"Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan di Indonesia meninggal akibat kanker," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah kesempatan.
Menurut data Globocan tahun 2020, ada sebanyak 65.858 kasus baru kanker payudara atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker baru di seluruh Indonesia. Sementara, kasus baru kanker serviks berada di angka 36.633 kasus, atau sekitar 9,2 persen.
Kanker Payudara
Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker payudara terjadi saat sel-sel payudara mengalami mutasi dan berubah menjadi sel kanker. Hingga saat ini, ahli belum mengetahui secara pasti apa yang memicu perubahan tersebut.
Tapi, mereka memetakan beberapa faktor risiko kanker payudara, di antaranya meliputi usia 55 tahun atau lebih, riwayat keluarga, genetika, kebiasaan merokok, kegemukan, paparan radiasi, konsumsi minuman beralkohol, hingga riwayat terapi hormon.
Adapun beberapa gejala kanker payudara yaitu:
- Perubahan ukuran, bentuk, atau kontur payudara.
- Benjolan atau massa, yang mungkin sekecil biji kacang polong.
- Benjolan atau penebalan di atau dekat payudara, atau di ketiak, yang bertahan selama siklus menstruasi.
- Perubahan tampilan atau rasa kulit pada payudara atau puting. Kulit mungkin terlihat berlesung, berkerut, bersisik, atau meradang. Warnanya bisa menjadi merah, ungu, atau lebih gelap dibandingkan bagian lain payudara.
- Area keras seperti marmer di bawah kulit.
- Keluarnya cairan dari puting yang bercampur darah atau bening.
Kanker Serviks
Kanker serviks umumnya disebabkan oleh Human Papilloma virus (HPV). Infeksi virus ini biasanya menyebar melalui kontak seksual lalu. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan, maka infeksi ini akan terjadi dan memicu kanker serviks.
Beberapa tanda gejala dari kanker serviks stadium awal yaitu:
- Cairan vagina berair atau berdarah yang mungkin banyak dan berbau tidak sedap.
- Pendarahan vagina setelah berhubungan seks, di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.
- Nyeri saat berhubungan seks (dyspareunia).
Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya, gejala yang muncul meliputi:
- Sulit atau nyeri saat buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.
- Diare, nyeri, atau pendarahan dari rektum saat buang air besar.
- Kelelahan, penurunan berat badan, dan hilangnya nafsu makan.
- Perasaan tidak sehat secara umum.
- Nyeri punggung tumpul atau pembengkakan pada kaki.
- Nyeri panggul atau perut.
Kanker Rentan Menyerang Usia Muda
Berdasarkan riset yang dipublikasikan Lancet Public Health, generasi Milenial dan Generasi X lebih mungkin didiagnosis dengan 17 jenis kanker, termasuk sembilan jenis kanker yang angkanya menurun pada orang dewasa yang lebih tua.
"Apa yang terjadi pada generasi ini dapat dianggap sebagai pertanda tren kanker di masa mendatang," kata Hyuna Sung, seorang ahli epidemiologi kanker di American Cancer Society, yang memimpin penelitian tersebut.
Dikutip dari laman TIME, beberapa faktor risiko kanker yang diketahui yaitu mulai dari gen yang dimiliki seseorang sejak lahir sampai dengan kebiasaan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, banyak minum alkohol, atau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari.
Kebiasaan itu bisa mempercepat degradasi alami sel, yang seiring waktu memperoleh mutasi genetik karena kehilangan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan.
Sebab kerusakan itu terakumulasi seiring bertambahnya usia, sel bisa menjadi kanker, serta tumbuh dan berkembang biak terlalu cepat. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengendalikannya dan berpotensi mencekik organ-organ vital.
Simak Video "Video: Jessie J Umumkan Hiatus untuk Melawan Kanker Payudara "
[Gambas:Video 20detik]
(elk/up)