
Massa pekerja dan para pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat membubarkan diri usai demo di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/7). Aksi damai itu menuntut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mencabut Surat Edaran (SE) 43/PK.03.04/KESRA tentang larangan kegiatan study tour.
Pantauan kumparan, massa mulai membubarkan diri dari Gedung Sate sejak pukul 16.00 WIB. Mereka kembali ke bus masing-masing dan melakukan konvoi dari depan Gedung Sate hingga Jalan Layang Pasupati Bandung.
Beberapa penumpang terlihat berdiri di atas bus sambil menggoyangkan badan mengikuti irama klakson telolet yang dikumandangkan.

Konvoi bus tersebut mengakibatkan kemacetan di sepanjang Jalan Layang Pasupati hingga Jalan Pasteur.
Sebelumnya Koordinator Aksi Solidaritas para pekerja pariwisata Jawa Barat, Herdi Sudardja, mengatakan pihaknya sudah mengajukan surat permohonan kepada Dedi Mulyadi untuk mencabut kebijakan pelarangan study tour, namun hingga kini surat tersebut tidak mendapatkan respons sehingga dia berharap bisa bertemu langsung.
“Kita ketemu dengan Gubernur Jabar. Karena kita sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audiensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu tidak direspons oleh yang bersangkutan oleh Gubernur,” kata Herdi di Gedung Sate.

Menurutnya, kebijakan ini membuat geliat di sektor pariwisata terdampak. Bahkan pendapatan bulanan perusahaan pariwisata diakuinya turun hingga 60 persen.
“Penurunan 60 persen dari Rp 80 juta per bulan. Sekitar Rp 30 juta. Dengan angka itu, pengusaha tidak bisa untuk membayar cicilan pihak leasing, pihak perbankan,” ujar Herdi.
Aksi ini juga diikuti para pekerja dari sektor pariwisata di Jawa Barat dan sekitarnya. Termasuk Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM).