20 Warga Gaza Tewas saat Antre Berebut Bantuan

3 weeks ago 9
Seorang warga Palestina menerima bantuan medis setelah insiden di rumah sakit Nasser, Khan Younis, Jalur Gaza, Rabu (16/7/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERSSeorang warga Palestina menerima bantuan medis setelah insiden di rumah sakit Nasser, Khan Younis, Jalur Gaza, Rabu (16/7/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS

Sebanyak 20 warga Palestina tewas saat pembagian bantuan yang dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF)--lembaga kemanusiaan dukungan AS dan Israel--pada Rabu (16/7).

Pihak GHF mengatakan sebanyak 19 orang tewas terinjak-injak, sementara 1 lainnya meregang nyawa karena ditikam. Peristiwa ini terjadi di salah satu pusat pendistribusian GHF yang berada di Khan Younis, Gaza selatan.

"Kami punya alasan kuat untuk meyakini bahwa elemen-elemen di dalam kerumunan--yang bersenjata dan berafiliasi dengan Hamas-- sengaja mengobarkan kerusuhan," ujar GHF dalam sebuah pernyataan mengutip Reuters. Hamas belum memberikan komentar apa pun atas tuduhan ini.

Sementara itu, menurut pejabat kesehatan Palestina jumlahnya sebenarnya ada 21 orang yang meninggal dunia. Penyebabnya akibat sesak napas di lokasi kejadian yang sempit.

Pada Selasa (15/7), catatan kantor PBB di Jenewa mengatakan ada sebanyak 875 pembunuhan dalam enam minggu terakhir di sekitar lokasi bantuan dan konvoi makanan di Gaza--sebagian besar di antaranya dekat dengan titik distribusi GHF yang disebabkan oleh tembakan senjata api dari militer Israel.

Militer mereka pun telah menyadari bahwa warga sipil Palestina terluka di dekat pusat distribusi bantuan, dan menyatakan bahwa instruksi baru telah dikeluarkan menyusul apa yang mereka sebut 'pelajaran yang dipetik'.

GHF menggunakan perusahaan keamanan dan logistik swasta AS untuk mengirimkan pasokan ke Gaza, sebagian besar melewati sistem yang dipimpin PBB.

Sistem itu tak dipakai lantaran Israel menuduh PBB telah membiarkan militan pimpinan Hamas menjarah kiriman bantuan yang ditujukan untuk warga sipil. Hamas membantah tuduhan tersebut.

Pihak PBB pun kemudian menyebut model GHF “pada dasarnya tidak aman” dan melanggar standar imparsialitas kemanusiaan--tuduhan yang kemudian dibantah oleh GHF.

Amjad Al-Shawa, direktur Jaringan LSM Palestina, menuduh GHF pada hari Rabu melakukan kesalahan manajemen yang fatal. Ia mengatakan bahwa kurangnya pengendalian massa dan kegagalannya dalam menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan telah menyebabkan kekacauan dan kematian di antara warga sipil yang putus asa.

"Ribuan orang yang berbondong-bondong (ke lokasi GHF) kelaparan dan kelelahan, dan mereka terjepit di tempat-tempat sempit, di tengah kekurangan bantuan dan kurangnya organisasi serta disiplin dari GHF," ujarnya.

Read Entire Article